Dari jumlah itu, lebih dari 400 orang berasal dari sekte Almighty God di Provinsi Qinghai, baratlaut Tiongkok,. Selain itu, puluhan lainnya ditangkap di berbagai wilayah lain di negara tersebut. Polisi menyita selebaran, cakram video, maupun buku dan dan materi lain tentang kiamat saat operasi tersebut.
Kantor berita pemerintah Tiongkok melaporkan, Selasa (18/12) bahwa kelompok itu dituduh telah menyebarkan isu soal hari kiamat. Keyakinan tersebut terkait penanggalan kuno Suku Maya di selatan Meksiko dan utara Amerika Tengah itu. Penanggalan yang menggunakan siklus 5 ribu tahunan tersebut akan berakhir pada 21 Desember nanti. Berdasar pada kalender itu pula, Suku Maya meramal soal terjadinya ’’bencana besar’’ (baca: kiamat) di bumi.
Sekte Almighty God pun menyerukan para pengikutnya agar berperang dan melawan’’naga merah’’ komunisme Tiongkok. Menurut stasiun televisi milik pemerintah CCTC (China Central Television), lebih dari 400 pengikut sekte yang juga dikenal sebagai ’’Kilat dari Timur’’ (Oriental Lightning) telah ditangkap sejak pekan lalu.
’’Jumlah (pengikut sekte) yang ditangkap memang benar seperti yang diberitakan media,’’ terang jubir pemerintah Qinghai kepada Agence France-Presse lewat telepon. Tapi, dia enggan berkomentar lebih jauh.
Kelompok itu ditangkap karena menyebarkan selebaran cetak maupun online terkait isu kiamat sejak pekan lalu. Isi selebaran tersebut berbunyi bahwa pada 21 Desember nanti matahari tak akan bersinar. Semua jaringan telekomunikasi juga akan rusak selama tiga hari sejak tanggal itu.
Senin lalu (17/12), Kantor Berita Xinhua juga merilis bahwa 37 anggota sekte itu ditangkap di Qinghai. Lalu, 56 orang lainnya ditangkap di seluruh wilayah Tiongkok.
’’Investigasi terhadap sekte itu merupakan aspek penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan juga terkait dengan upaya kami untuk memerangi aksi bakar diri,’’ ujar jubir Kepolisian Qinghai seperti dikutip CCTV.
Sumber itu menunjuk pada aksi bakar diri yang biasa dilakukan aktivis pro-kemerdekaan Tibet. Tak kurang dari 100 aktivis membakar dirinya sejak 2009 untuk memprotes pendudukan Tiongkok terhadap wilayah Tibet, termasuk Qinghai.
Isu kiamat mulai marak di Tiongkok belakangan ini. Minggu lalu (16/12) empat orang ditangkap di Chongqing, baratdaya Tiongkok karena menyebarkan kiamat. Dengan menggunakan pengeras suara, dua pria mengumumkan di jalanan kota itu bahwa kiamat akan segera terjadi. Dua pria lainnya menyebarkan pamphlet atau selebaran soal kiamat. Keempatnya langsung ditangkap dan dihukum penjara selama 100 hari.
Isu kiamat pun sempat memicu kepanikan di kalangan warga. Dampaknya, mereka berebut untuk membeli aneka barang dan kebutuhan pokok sehari-hari. Di Shuangliu dan Longchang, warga memborong lilin dan korek api maupun berbagai kebutuhan lain.
Kabar soal kiamat juga membuat sejumlah orang kaya menjual aset mereka di bawah harga. Seorang perempuan bernama Jiang, warga Nanjing, Provinsi Jiangsu, melego propertinya hanya 1.04 juta yuan (sekitar Rp 11,44 miliar). Padahal, harganya mencapai lebih dari 3 juta yuan (sekitar Rp 33 miliar).
Bahkan, Jiang menyumbangkan hartanya sebesar 2 juta yuan (sekitar Rp 22 miliar) kepada yayasan amal. Sebagian di antaranya berasal dari penjualan properti miliknya yang berupa apartemen itu. (AFP/xinhua/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama: AS Gagal Lindungi Anak-Anak
Redaktur : Tim Redaksi