"Dari awal Golkar sudah menghitung pasangan Alex-Nono bakal kalah dalam Pemilukada DKI Jakarta," kata politisi Partai Golkar, Indra J Piliang, di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (18/7).
Dijelaskannya, dari hasil survei internal Golkar, elektabiltas Alex Noerdin sebelum didaftarkan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta hanya berada pada kisaran 2 persen. Setelah didaftarkan sebagai cagub hingga akan dilangsungkannya pemungutan suara, elektabiltas Gubernur Sumatera Selatan itu hanya mencapai 3 persen.
"Setelah pemungutan suara dan hasil hitungan cepat, ternyata pasangan Alex-Nono memperoleh suara 4,74 persen, menurut saya itu sudah bagus," tegas Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar itu.
Dikatakannya, dari sisi elektabilitas, kader Golkar Tantowi Yahya dan Aziz Syamsuddin jauh melebih Alex Noerdin. "Hasil Survei menunjukkan Tantowi dan Aziz berada pada angka 20 persen," tegasnya.
Tapi suara Golkar di DPRD DKI Jakarta hanya tujuh kursi sementara syarat untuk bisa mengajukan pasangan calon minimal 15 kursi. Kecuali Alex Noerdin, kata Indra, Tantowi Yahya dan Aziz Syamsuddin menyatakan tidak sanggup mencari tambahan delapan kursi lagi.
"Kompromi politik itulah akhirnya Golkar mengusung Alex-Nono karena pasangan ini bisa menggandeng PPP dan PDS hingga diperoleh 15 kursi," tegas politisi asal Sumatera Barat.
Terakhir dijelaskannya, dari sisi penjumlahan suara Partai Golkar, PPP dan PDS di DPRD DKI Jakarta, sesungguhnya ketiga partai itu mengantongi 19,04 persen suara. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jakarta Daerah Tersulit Bagi Golkar
Redaktur : Tim Redaksi