jpnn.com - JAKARTA - Bisa dibilang aparat keamanan kecolongan. Bagaimana tidak, meski massa pendukung pasangan calon gubernur-wakil gubernur Maluku sudah terlihat membludak di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), namun jumlah aparat kepolisian yang ada tetap sama seperti hari-hari biasa.
Hanya beberapa polisi berseragam saja. Begitu pun, pengamanan beberapa pintu masuk ruang sidang, juga mengandalkan petugas pengamanan dalam (pemdal) gedung MK, yang tidak dibekali senjata.
BACA JUGA: Dulu Hakim MK Dihormati, Kini Hakim MK Dilempar Kursi
Mudah ditebak. Begitu amuk massa terjadi, aparat keamanan yang jumlahnya minim itu pontang-panting.
Pantauan JPNN di gedung MK saat terjadi kerusuhan, Kamis (14/11) petugas Pamdal tidak mampu membendung massa yang berada di luar ruang sidang, yang ikut berhamburan masuk ke ruang sidang, menambah panasnya situasi.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Lima Provokator Kericuhan di MK
Aksi anarkis tak terelakkan. Kursi-kursi melayang, layar TV semuanya pecah. Microfone yang ada di ruang sidang juga menjadi pelampiasan amarah. Pecah semua. (sam/dit/jpnn)
BACA JUGA: Polisi Sisir Seluruh Lantai Gedung MK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Punya Bukti Kuat soal Anggota DPR Peminta Fee
Redaktur : Tim Redaksi