Sebelum Terbang, Pramugari Sriwijaya Air Itu Sempat Berdebat soal Nama Anjing

Senin, 11 Januari 2021 – 21:08 WIB
Kerabat korban menunjukkan foto pramugari Sriwijaya Air Mia Zet Wadu saat ibadah penguatan keluarga, Minggu (10/1). Foto: AGUNG BAYU/BALI EXPRESS

jpnn.com, DENPASAR - Satu di antara pramugari Sriwijaya Air SJ182 itu bernama Mia Tresetyani Wadu atau biasa juga dikenal dengan Mia Zet Wadu. Usianya baru 23 tahun.

Kabar musibah Sriwijaya Air SJ182 otomatis menyentak keluarga Mia di Jalan Kerta Gangga, Kota Denpasar.

BACA JUGA: Cara Tim DVI Mengidentifikasi Jenazah Okky Bisma Korban Sriwijaya Air SJ182

Duka menyelimuti kediaman Mia. Satu per satu kerabat dan teman korban datang mengucapkan ikut berduka atas kejadian yang menimpa Mia.

Ibu korban, Ni Luh Sudarni (61) masih mengharapkan mukjizat dari Tuhan terhadap anak perempuan satu-satunya tersebut.

BACA JUGA: Kisah Bagus Puruhito Ketika Tim SAR Mencari Kotak Hitam Sriwijaya Air di Perairan Kepulauan Seribu

"Saya masih berharap mukjizat," ungkapnya seperti dikutip Bali Express, Minggu (10/1).

Sudarni mengaku sama sekali tidak memiliki firasat buruk sebelum pesawat tempat anaknya bekerja tersebut hilang kontak.

BACA JUGA: Simak! Update dari Basarnas Terkait Temuan Potongan Jenazah dan Bagian Pesawat Sriwijaya Air

"Saya tidak memiliki firasat apa pun, hanya saja tumben kemarin dia tidak menelepon sebelum terbang, biasanya dia menelepon," tuturnya.

Di mata sang Ibu, Mia merupakan sosok anak yang baik, selama bekerja dia tinggal di Jakarta dan terakhir pulang pada bulan September 2020.

"Dia anak baik, kalau ada temannya dari sini sedang mencari kerja di Jakarta, dia tampung di indekosnya sampai temannya tersebut bisa mencari indekos sendiri, bisa dapat gaji," tuturnya dengan sedih dan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, kakak Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25) menceritakan bahwa sebelum adiknya menjadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak, dia bersama adiknya itu sempat chat di WA.

"Kami sempat chat WA sebelum dia terbang, bercanda soal nama anjing, kami baru mendapatkan anjing, kami memperdebatkan namanya sambil bercanda," ungkap Samuel.

Dia menjelaskan pada hari nahas tersebut, tidak seperti biasanya adiknya tersebut tidak menelpon mamanya sebelum terbang.

"Biasanya dia menelpon mama, dia terbang ke sini atau sudah sampai, pasti telepon mama. Kemarin itu tumben dia tidak telepon mama," tuturnya lagi.

Dia menjelaskan sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa adiknya salah satu pramugari yang berada di pesawat tersebut, tetapi dia sempat tidak berani memberitahu orang tuanya.

"Saya dapat informasi adik saya di flight itu sekitar jam 18.30, sedangkan orang tua saya belum tahu, saya awalnya tidak berani memberitahu," kata Samuel.

Akhirnya Samuel memberanikan diri memberitahu orang tuanya, karena di media sudah menginformasikan nama-nama yang ikut dalam penerbangan tersebut.

"Sudah saya kasih tahu, orang tua juga sudah diberitahu dari maskapai kru yang ikut di flight itu. Pihak Sriwijaya sudah mengonfirmasi jika benar adik saya ikut dalam penerbangan itu," katanya lagi.

Informasi yang didapat Samuel dari rekan kerja Mia seharusnya flight dengan Sriwijaya pada siang hari itu bukan jadwal Mia, tetapi ada tukar jadwal dan kemudian Mia terbang dengan pesawat nahas tersebut.

"Seharusnya adik saya tidak ikut, temannya bilang dia tukar jadwal, kata teman indekosnya dia seharusnya tidak di penerbangan itu, tetapi jadwalnya ditukar, dia perlihatkan saya screenshot percakapan dengan adik saya," ujar Samuel.

Paman dari Mia, Jhonny Lay membenarkan jika keponakannya tersebut menjadi salah satu pramugari yang bertugas di pesawat nahas tersebut.

"Benar, Mia keponakan saya yang ikut di Sriwijaya Air yang dilaporkan hilang kontak itu," katanya.

Selain itu, Mia yang asli dari Nusa Tenggara Timur (NTT) ini merupakan bagian dari keluarga besar Flobamora Kolorai Hawu Bali, merupakan paguyuban orang NTT perantauan yang telah lama eksis di Bali.

Keluarga mengaku sudah berkumpul setelah mendapat informasi dari maskapai tentang Mia dan mempersiapkan administrasi yang diperlukan.

Jhonny juga mengenang Mia merupakan anak yang santun dan dekat dengan orang tua.

Dia menjelaskan ketika ada acara berkumpul, Mia pasti datang.

"Dia anak yang santun, dekat dengan keluarga, teman-temannya di Gerakan Pemuda Maranatha Denpasar, karena sebelum jadi pramugari dia di sana," tuturnya.

Jhonny menceritakan sekitar dua minggu lalu, Mia meminta ke orang tuanya agar rumah dibersihkan karena dia bersama teman-temannya berencana untuk berlibur ke rumahnya.

"Orang tua kemudian merehab toilet, kemudian membersihkan kamar Mia, ya sesuai permintaan dia agar rumah dibersihkan, karena Natal kemarin dia tidak bisa pulang, jadi dia pulang mau libur sama teman-temannya," ujar Jhonny. (bx/ris/yes/jpr)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler