Sebentar Lagi Bukan Raskin, Tapi Rastra

Mensos Bakal Usulkan Pergantian Istilah Beras untuk Warga Kurang Mampu

Sabtu, 05 Desember 2015 – 05:50 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa pemerintah tak akan lagi menggunakan istilah beras untuk keluarga miskin atau raskin. Sebab, nantinya yang akan dibagikan ke warga kurang mampu adalah beras untuk keluarga sejahtera (rastra) dengan kualitas baik.

"Sebetulnya raskin itu bukan sebuah terminologi dalam APBN, tapi ini sebetulnya subsidi pangan antara lain untuk beras. Nanti kita akan sampaikan kepada Menko PMK (Puan Maharani) dan Menko Perekomomian (Darmin Nasution) supaya penyebutannya bisa sama menjadi rastra," kata Khofifah di Jakarta, Jumat (4/12).

BACA JUGA: Setnov Lolos dari Jeratan Etik, MKD Dinilai Kalah dari Mafia

Menurutnya, pergantian istilah itu bukan berarti tanpa perbedaan. Sebab, beras yang akan dibagi-bagikan pun jenis medium yang berkualitas baik.

"Ada perbaikan kualitas. Sebenarnya pemerintah membeli beras dengan kualitas medium," katanya.

BACA JUGA: Ini Pesan Irman Gusman untuk Riza Chalid

Lebih lanjut Khofifah mengatakan, ciri-ciri beras kualitas medium adalah tidak berbau apek, tidak berkutu, tidak berwarna kuning, tidak bercampur batu kerikil, tak berjamur dan layak konsumsi. Beras itulah yang kini disimpan di gudang-gudang Bulog.

"Ada perbaikan kualitas. Pemerintah sebenarnya membeli beras dengan kualitas medium," katanya.

BACA JUGA: Bongkar Skandal Papa Minta Saham = Memutus Garong Republik

Bekas salah satu juru bicara Joko Widodo-Jusuf Kalla di Pemilu Presiden 2014 itu menegaskan, dalam setiap kunjungan kerjanya ke daerah selalu menyempatkan diri meninjau persediaan beras di gudang Bulog. Tujuannya adalah memastikan kualitas beras yang selama ini dialokasikan untuk raskin.

Tapi, kini dengan perbaikan kualitas raskin pun menjadi rastra. Hanya saja, sasarannya tetap. Yakni 15,5 juta rumah tangga. Mereka berhak membeli beras masing-masing 15 kilogram dengan harga Rp 1.600 per kilogram.

Sedangkan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengingatkan seluruh jajarannya di daerah agar menjaga kualitas rastra yang disalurkan.  "Jangan sampai ada rastra yang tidak layak konsumsi,” katanya.

Ia menambahkan, jika memang ada rastra berkualitas rendah maka harus segera ditarik untuk diganti. “Jangan sampai rencana baik (meluncurkan rastra) jadi tidak baik karena kita kelepasan," katanya.(ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakaf 1 Juta Quran Braille: Syekh Ali Jaber Mengaji Bersama 1000 Tunanetra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler