Sebulan Lebih Dikunci, Warga Beijing Mulai Marah

Senin, 30 Mei 2022 – 10:08 WIB
Sejumlah warga sedang mengantre tes PCR massal di Distrik Chaoyang, Kota Beijing, China, Minggu (1/5/2022). (ANTARA/M. Irfan Ilmie)

jpnn.com, BEIJING - Situasi Kota Beijing, China, mulai pulih secara bertahap pada Minggu setelah mengalami penguncian wilayah (lockdown) selama 37 hari terkait munculnya beberapa klaster baru COVID-19 varian Omicron.

Beberapa pusat keramaian belum sepenuhnya beroperasi meskipun otoritas Ibu Kota telah mengumumkan pelonggaran kontrol wilayah sejak Sabtu (28/5).

BACA JUGA: KBRI Beijing Ajak Lembaga China Kerja Sama dengan Poltek Indonesia

Sebagaimana pemantauan ANTARA Beijing pada Minggu, taman dan ruang terbuka, pusat penjualan jajanan, pasar grosir, dan toko-toko swalayan, di Distrik Chaoyang terlihat masih tutup.

Pintu gerbang stasiun kereta metro jalur 10 di Panjiayuan dan sekitarnya masih terkunci. Hanya beberapa halte bus di sekitar jalan lingkar 3 Beijing yang sudah beroperasi kembali.

BACA JUGA: Panik, Warga Beijing Abaikan Ancaman Pemerintah, Semua Diborong

Warga juga masih diwajibkan melakukan tes PCR massal setiap hari.

Beberapa kawasan permukiman juga masih dijaga ketat oleh aparat dan orang-orang yang tidak memiliki kepentingan dilarang masuk.

BACA JUGA: KBRI Beijing Bujuk China Agar Percaya Mahasiswa Indonesia

Penutupan beberapa kawasan permukiman itu sempat memunculkan keributan antara warga dan aparat di Jalan Huawei Li Panjiayuan. Beberapa warga meminta aparat segera membuka blokade yang selama sebulan lebih dipasang di kompleks permukimannya.

Pada Jumat (27/5) di Beijing hanya terdapat 23 kasus positif baru, sedangkan Sabtu (28/5) hanya 12 kasus.

Beijing berhasil mengendalikan COVID-19 setelah dalam enam hari berturut-turut terjadi penurunan kasus baru dan delapan distrik justru tidak ada kasus, demikian Pemerintah Kota Beijing dalam pengarahan pers pada Sabtu (28/5).

Pelonggaran kontrol wilayah di Beijing tersebut bersamaan dengan berakhirnya masa kunjungan Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCHR) ke China terkait dengan isu Xinjiang yang berakhir pada Sabtu (28/5).

Oleh sebab itu, lockdown di Beijing menimbulkan berbagai spekulasi karena dianggap politis, bahkan sempat terjadi aksi protes di salah satu kampus ternama di Ibu Kota. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler