Second Born, Konsistensi 3 Dasawarsa Mengusung Nada dan Canda

Senin, 30 September 2019 – 04:24 WIB
Aksi Second Born dalam konser untuk merayakan eksistensinya selama 30 tahun di jagat hiburan. Foto: jpnn.com

jpnn.com - Grup musik Second Born merayakan ulang tahunnya yang ke-30, Sabtu (28/9). Kelompok musik yang awalnya terbentuk di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 1988 itu menggelar konser bertitel 30th Anniversary Second Born di sebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta untuk merayakan eksistensinya selama tiga dasawarsa.

Second Born bermula dari dua orang, Deddy Isman -pemain kibor- dan Abdul Kadir -pembetot bas- yang sering bertemu di Balikpapan. Dari sekadar omong-omong sambil bermain catur, keduanya lantas berniat membentuk grup band.

BACA JUGA: Buat Penggemar Band Queen yang Suka Vodka

Syahdan, keduanya bertemu Raymond Patty, vokalis sebuah grup band yang biasa tampil di kelab malam sebuah hotel di Balikpapan. Namun, Abdul Kadir meminta Raymond menjadi penggebuk drum.

Band itu belum genap tanpa vokalis. Suratan mengantar mereka bertemu Ayib Bahasyim yang juga berprofesi sebagai penyanyi di kelab malam hotel.

BACA JUGA: Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock

Akhirnya, tiga puluh tahun silam Second Born terbentuk. “Kami bermain di Hotel Benaikutai,” ujar Ayip di sela 30th Anniversary Second Born.

Kala itu Second Born memainkan lagu-lagu The Beatles. Second Born juga sempat diperkuat vokalis perempuan bernama Christine yang kini ikut suaminya tinggal di Amerika Serikat.

Suatu ketika Bharata Band menggelar pertunjukan di Kalimantan Timur. Second Born menjadi band pembuka grup musik yang juga biasa memainkan lagu-lagu The Beatles itu.

Harry Bharata waktu itu mengompori Second Born agar mengadu nasib di Jakarta. “Waktu itu Harry bilang ‘lu ngapain di hutan’,” kata Ayip menirukan ucapan pemain bas Bharata Band tersebut.

Ajakan itu bersambut. Ramadan 1992, Second Born hijrah ke Jakarta.

Kala itu Second Born hanya diawaki empat personel awal, yakni Deddy Isman, Abdul Kadir, Ayip Bahasyim dan Raymond Patti. “Awal main tanpa gitaris di News Cafe Setiabudi,” kata Ayib.

Baru setelah itu masuklah gitaris Agam Hamzah. Second Born pun sempat berganti nama menjadi DAARK sesuai insisial para personelnya.

Kala itu Second Born sudah main di banyak kelab malam di ibu kota. “Main sama Second Born sering dalam keadaan tak sadar,” kelakar Agam yang dikenal sebagai gitaris jaz.

Sekitar 1993, bergabunglah Deddy Permanasakti, kemudian ada pula Ophie Danzo sebagai partner Ayib menyanyi. Kala itu pula Edo Kondologit juga sering membantu Second Born.

Second Born memilih membawakan lagu-lagu Queen karena demi tampil beda. Sebab, kala itu belum banyak band yang memainkan lagu-lagu Queen di kelab-kelab malam Jakarta.

Namun, itu pula yang membuat Second Born kian mapan sebagai home band berbagai kelab malam. Second Born tak sekadar membawakan lagu-lagu Queen, tetapi juga tampil jenaka.

Untuk menghibur pengunjung kafe, Second Born sering memelesetkan lagu-lagu tenar. Yang selalu ada dalam ingatan personel Second Born adalah ketika membawakan lagu Kopi Dangdut.

Ayib meyakini Second Born menjadi band pertama yang memainkan lagu dangdut di kelab malam yang biasanya menyuguhkan musik rock, blues ataupun jaz. Pemicunya adalah tantangan seorang bule pengunjung kelab malam yang ingin mendengar lagu Indonesia.

“Yang terlintas adalah Kopi Dangdut. Ternyata begitu kami nyanyi, kitchen crew pun keluar untuk berjoget," kenangnya.

Jam terbang Second Born pun terus bertambah dengan tampil dari kafe ke kafe, panggung ke panggung ataupun event ke event. Suka maupun duka tentu ada.

Pernah pula ada kejadian menyebalkan yang kini menjadi kenangan lucu. Suatu ketika Second Born memenuhi jadwal tampil di Bali.

Seluruh personelnya pun terbang ke Pulau Dewata. Sayangnya, properti untuk manggung yang masuk bagasi justru nyasar ke Palembang. “Saya manggung pakai sandal hotel,” kenang Ayib lalu tertawa.

Namun, cerita yang paling sedih tentu meninggalnya Deddy Permanasakti pada 2016. Deddy yang berwajah serius adalah figur yang kocak.

Kiprah Second Born ternyata memikat penggede negeri ini. Jenderal (Purn) Agum Gumelar dan Marsekal Djoko Suyanto termasuk penggemar Second Born.

Agum yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengaku mengenal Second Born justru di Balikpapan. “Waktu itu saya tugas di sana,” ujar Menko Polhukam di era Presiden Abdurrahman Wahid itu melalui sebuah pesan video untuk Second Born.

Adapun Djoko Suyanto mengenal Second Born hampir seperempat abad silam. “Kenal 23-24 tahun lalu, masih di kampung, di Madiun,” kata mantan Panglima TNI itu saat naik panggung untuk menyampaikan kata sambutan pada 30th Anniversary Second Born.

Djoko juga menyanyikan dua buah lagu pada acara itu, yakni Pasar Gambir dan Englishman In New York. Second Born mengiringi tokoh kelahiran Madiun, 2 Desember 1950, itu beryanyi.

Mantan Kepala Staf TNI AU (KASAU) itu menggubah salah satu lirik Pasar Gambir. “…dengar Second Born tuan…. senang sekali….”

Selain itu, Djoko menyampaikan optimismenya soal kelanjutan Second Born.

“Selama Second Born komunikatif dengan audience, sepuluh sampai 20 tahun masih ada,” katanya.(ara/jpnn)

 


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler