Sedang Penelitian, Boat Dihajar Ombak, Profesor Perempuan Meninggal

Jumat, 13 Februari 2015 – 16:43 WIB
Jenazah Prof Retno Widyastuti saat dievakuasi dari Pulau Sabang, Kamis (12/2). Foto: Hendri/Rakyat Aceh/JPNN

jpnn.com - BANDA ACEH – Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, diselimuti duka. Seorang guru besarnya, Prof Drs Retno Widyastuti MSi meninggal dunia.

Perempuan 53 tahun yang menjabat ketua jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam tutup usia saat menyeberang ke Pulau Rubiah dari Iboih, Sabang, Aceh, Kamis (12/2). Dia berada di Sabang untuk melakukan penelitian tugas kampusnya.

BACA JUGA: Batu Akik Indocrase asal Takengon Laku Rp 150 Juta

Berdasar informasi yang dihimpun Rakyat Aceh (Grup JPNN), boat wisata Sabang yang ditumpangi korban karam dihantam ombak besar saat hampir masuk ke Pulau Rubiah sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu korban bersama enam penumpang lain.

’’Kami menyewa boat wisata untuk melihat pemandangan bawah laut di perairan Iboih. Namun, ketika boat hampir sampai tepi, ombak besar datang ke arah kami. Boat kemudian pecah dan langsung tenggelam,’’ ungkap Nur Sahara, 51, korban selamat, di Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh.

BACA JUGA: Inilah Wujud Batu Akik yang Dibanderol Rp 18 Miliar

Dia menerangkan, setelah melakukan snorkeling di pesisir pantai, mereka ingin melihat-lihat keindahan dasar laut Sabang dengan menyewa dua boat. Saat melaju bebarengan, satu boat yang mereka tumpangi tenggelam, sedangkan satunya lagi tidak.

’’Saat menyeberang, beliau tidak memakai pelampung karena tadinya tidak snorkeling, enam orang lainnya pakai. Saat tenggelam, kami terapung karena memakai pelampung. Tapi, saya sempat lihat beliau pegang di kayu pantai tersebut dengan kepala ke atas,’’ ucapnya.

BACA JUGA: Asosiasi Sopir Bali Dukung Revitalisasi Teluk Benoa

Namun, lanjut dia, ketika tiga speedboat milik warga Sabang datang memberi pertolongan, profesor –panggilan Retno– sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Dia menambahkan, mereka mengunjungi Pulau Sabang dengan tujuan melakukan riset selama empat hari.

’’Kami sampai Sabang pada Selasa (10/2) pukul 11.00 WIB. Sementara itu, semua rombongan yang berjumlah 14 orang dari USU, yaitu dua mahasiswa dan 12 dosen, rencananya langsung ke Iboih untuk melakukan riset,’’ jelasnya sambil mengeluarkan air mata.

Menurut Kepala Pelabuhan Sabang Mawardi, musibah itu diduga disebabkan angin kencang dan ombak besar di perairan Iboih.

Sementara itu, korban yang selamat, yakni Hanum, 40; Nur Sahara Pasaribu, 51; Eli Masni, 50; Safrudin Ilyas, 49; Gamatiki, 30; dan Erni Jumilawati, 40, langsung kembali bersama rombangan untuk mengantar jasad korban ke rumah duka di Jalan Bioteknologi 1, Kampus Padang Bulan, Medan, 20155. (lbi/JPNN/c20/diq)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Ogah Beri Bantuan untuk Bandara Kulonprogo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler