Sedang Umrah, Ribuah Nahdiyin Memperingati Seabad NU di Tanah Suci

Selasa, 31 Januari 2023 – 15:33 WIB
Para nahdiyin yang sedang melaksanakan umrah di Arab Saudi memperingati Satu Abad NU di Thaif, Senin (30/1). Foto: LTN PBNU/Ahmad Rozali

jpnn.com, JAKARTA - Nahdlatul Ulama atau NU pada 16 Rajab 1444 H atau 7 Februari 2023 mendatang akan genap berusia 100 tahun atau satu abad berdasar tarikh Hijriah.

Gereget peringatan seabad NU itu juga menggema hingga Kota Thaif di Arab Saudi.

BACA JUGA: NU Kaya Akan Potensi, Porseni Bukti Kegiatan Nahdiyin Bukan Cuma Pengajian & Tahlilan

Pada Senin (30/1), Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan bertitel Bersama dari Tanah Suci Memperingati Satu Abad NU di Thaif.

Kegiatan tersebut melibatkan 1.000 nahdiyin yang sedang melaksanakan ibadah umrah bersama Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq.

BACA JUGA: Satu Abad NU, Cak Imin Bicara soal Presiden dari Nahdiyin

Peringatan satu abad NU di Thaif itu dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilanjutkan lantunan selawat Nabi Muhammad, Mahallul Qiyam.

Ketua GP Ansor Jawa Timur Syafiq Syauqi mengatakan kegiatan tersebut untuk memperingati usia NU yang segera memasuki abad kedua.

BACA JUGA: Yasonna & Sri Mulyani Rutin Pakai Wallahul Muwaffiq, Cak Imin: Semua pada Akhirnya NU

"Kami memeriahkan dengan kegiatan ini di Thaif," kata Syafiq dalam keterangannya, Selasa (31/1).

Dia juga meminta kalangan nahdiyin, khususnya GP Ansor, untuk menghadiri acara Resepsi Satu Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, pada 7 Februari 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Muwafiq menyampaikan ceramah mengenai perjalanan kenabian mulai pertemuan Nabi Adam dan Hawa di Jabal Rahmah, hingga kisah Nabi Ibrahim yang menitipkan putranya anaknya di tanah Makkah.

"Saat Nabi Ibrahim alaihi salam menitipkan anaknya, Nabi Ismail, di tanah yang tandus, beliau menunjukkan bahwa keyakinan kepada Allah subhanahu wa taala mengalahkan kepercayaan pada pancaindra dan akal pikirannya," kata Gus Muwafiq.

Kiai berambut gondrong itu menuturkan Nabi Ibrahim menitipkan istrinya, Hajar, beserta Ismail di Makkah yang tandus.

Meski demikian, Nabi Ibrahim berkeyakinan kuat bahwa Allah memiliki kekuasaan untuk menjaga Hajar dan Ismail.

Jika diukur dengan akal sehat, tutur Gus Muwafiq, tidak ada buah yang bisa menghidupi Hajar dan Ismail di Makkah yang tanpa tumbuhan.

Namun, fakta tersebut dikalahkan oleh keyakinan Nabi Ibrahim terhadap kuasa Allah.

“Ini adalah perjalanan panjang sejarah kenabian di tanah ini,” ujarnya.

Kiai yang bermukim di Sleman, Yogyakarta, itu menyebut NU merupakan kelanjutan dari sejarah tersebut.

Tauhid dan ubudiah yang dipraktikkan NU adalah ajaran dari Nabi Muhammad yang juga meneruskan dari nabi dan sasul sebelumnya.

“Jadi, ajaran di NU bukan ajaran yang dibuat-buat tanpa dasar. Kalau ada yang bilang begitu berarti tidak mengerti sejarah,” ujarnya.

Oleh karena itu, Gus Muwafiq menegaskan nahdiyin  harus bersyukur karena NU memasuki usia satu abad.

"Sekarang yang perlu dilakukan oleh kita terutama yang muda ini ialah mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik," ucap Gus Muwafiq.(mcr8/jpnn.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... NU Berusia 100 Tahun, Erick Thohir Singgung soal Energi Menurun


Redaktur : Antoni
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler