Sedihnya, Atlet Cabor Catur Kalteng Belum Terima Insentif Setelah Raih Prestasi

Rabu, 23 September 2020 – 22:25 WIB
Buah catur. Ilustrasi: Antara

jpnn.com, PALANGKARAYA - Atlet cabang olahraga (cabor) catur asal Kalteng telah berhasil menorehkan prestasi pada Pra-PON 2019 lalu.

Namun, insentif sebagai bentuk perhatian tak kunjung didapat oleh para atlet catur tersebut.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: PPPK Waswas, Jenderal Gatot Ungkap Fakta tentang PKI, Rizal Ramli Capres 2024?

Atlet senior catur master internasional, Ivan Situru mengatakan tim catur Kalteng sudah lama absen dari PON sejak 24 tahun terakhir. Pasalnya Tim Catur Kalteng tidak pernah lolos seleksi di Pra-PON yang diselenggarakan oleh PB PERCASI.

Akhirnya, pada PON 2020 di Papua mendatang Kalteng ikut berpartisipasi di ajang nasional ini. Hal tersebut terjadi karena PB PERCASI Kalteng melakukan transfer pemain dengan mengambil Master Nasional dan Master Internasional dari daerah lain dan berhasil mendapatkan satu tiket menuju PON 2020.

BACA JUGA: Sosialisasikan Empat Pilar, Bamsoet Bakal Gelar Turnamen Catur Pemecah Rekor MURI

“Tim Catur Kalteng sudah sekitar 20 atau 25 tahun tidak pernah bisa ikut PON. Baru pada tahun ini, bisa masuk ke PON setelah menjadi juara umum di Zona Kalimantan menyisihkan Kalimatan Timur, Kalimantan Selatan, Kaltara, Kalbar, dan Bali,” ujar Ivan.

Namun, dia menyesalkan karena keberhasilan melewati pra-PON 2019 tersebut tidak mendapatkan apresiasi.

BACA JUGA: Saking Hobi Sama Catur, Ustaz HNW pun Bikin Turnamen di Jakarta Selatan

“Sayangnya keberhasilan tim kami tersebut tidak mendapatkan apresiasi,” sesal Ivan.

Ivan menjelaskan insentif tim PON terutama tim catur pria belum didapat sepeserpun sejak April 2019. Bahkan haknya ketika transfer pemain antarprovinsi juga belum diberikan.

“Kami belum terima gaji dari bulan April. Padahal kami sudah berjuang mati-matian agar Kalteng lolos ke Pra PON. Setelah kami bisa lolos Pra PON ternyata kami tidak diperhatikan. Bahkan hak kami ketika transfer belum dibayarkan semua,” ujar master internasional senior yang seangkatan dengan Utut Adianto ini.

Ivan menambahkan bahkan pengurus PERCASI Kalteng memberikan alasan yang tidak jelas ketika para atlet mencoba meminta haknya.

“Selalu alasannya karena covid-19 sehingga tidak ada anggaran yang turun," imbuhnya.

Padahal apabila dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki PAD lebih sedikit daripada Kalteng, para pemain catur masih mendapatkan gaji walaupun terpotong.

Catat saja, tim catur dari Jawa Timur dan Tangerang Selatan. Meski tidak mendapatkan gaji penuh mereka masih menerima gaji dari pemerintah daerah masing-masing.

“Akhirnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terpaksa harus pinjam sana pinjam sini. Masa tiap hari harus dikejar debt collector,” keluh Ivan.

Tidak adanya apresiasi terhadap atlet catur Kalteng tersebut menjadi perhatian bagi masyarakat Kalteng saat ini.

Dia berharap Ketua PB PERCASI Kalteng, H. Agustiar Sabran berinisiatif untuk memberikan apresiasi terhadap atlet catur yang berada di bawah komandonya.

Ketidakpedulian tersebut menjadi tanda tanya dan kekhawatiran bagi masyarakat apakah ke depannya cabor catur akan tetap eksis untuk mengharumkan nama Kalimantan Tengah. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Cabor   Catur   Percasi   PB Percasi  

Terpopuler