Segera Luncurkan 2 Buku, Bamsoet Tulis Kisahnya yang Jarang Terekspos

Jumat, 02 September 2022 – 22:19 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menunjukkan bukunya berjudul 60 Tahun Mengayuh Dayung di Antara Karang. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meluncurkan buku ke-25 berjudul 60 Tahun Mengayuh Dayung di Antara Karang dan buku ke-26 Bunga Rampai Dua Dasawarsa Menjadi Politisi dalam 5 Seri.

Buku itu yang merupakan tulisan opini pria yang akrab disapa Bamsoet ini di berbagai media selama hampir 20 tahun. 

BACA JUGA: Bamsoet dan CEO Del Mar Country Club Bahas Perang Dagang hingga Masalah Global

Buku ini diluncurkan pada 10 September 2022 di Jakarta yang bertepatan dengan hari ulang tahun ke-60 wakil ketua umum Partai Golkar ini.

"Melalui buku-buku ini, saya menuliskan banyak kisah kehidupan yang jarang terekspos di publik. Dari mulai kisah saat remaja hingga perjalanan karier saya sebagai wartawan, pengusaha, dan politisi. Penulisan kisah ini bukan untuk membanggakan diri sendiri, melainkan sebagai warisan hidup bagi siapa pun yang ingin membacanya,’’ kata Bamsoet.

BACA JUGA: Bamsoet Dorong Kemendikbudristek Dukung Hatta Memorial Heritage Virtual

Menurut dia, orang boleh pandai setinggi langit. Namun, selama tidak menulis, dia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. 

‘’Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin. Akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. Itu kata-kata bijak dari seorang budayawan yang selalu saya kenang," ujarnya di Jakarta, Jumat (2/9).

BACA JUGA: Bamsoet Sebut Kepercayaan Publik kepada Lembaga Negara Turun karena 2 Kasus Besar Ini

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan tidak banyak yang tahu bahwa sebelum terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2009 dirinya mengalami kegagalan dalam empat kali pemilu (1992, 1997, 1999, dan 2004).

"Saya pertama kali mengikuti pemilu sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 1992 dengan nomor urut 18, Pemilu 1997 dengan nomor urut 8, Pemilu 1999 dengan nomor urut 4, dan Pemilu 2004 dengan nomor urut 2,’’ ungkapnya.

Dalam empat Pemilu tersebut, Bamsoet belum terpilih sebagai anggota legislatif. Pada Pemilu 2009, dia terpilih sebagai anggota DPR. 

‘’Namun, dari proses kegagalan itu, saya belajar tentang pentingnya kerja keras dan konsistensi. Yakin usaha sampai serta proses tidak akan mengkhianati hasil," katanya.

Ketua umum Ikatan Motor Indonesia ini menerangkan, dalam bukunya, dirinya  menceritakan sosok dan peran orang tuanya. Berprofesi sebagai tentara yang kemudian menjadi pengusaha, ayahanda selalu menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kejujuran, dan keberanian kepada dirinya dan seluruh anggota keluarga.

"Semasa hidupnya, ayah tidak pernah menuntut saya mengikuti jejak sebagai tentara atau meminta saya menjalani profesi tertentu. Ibu juga membebaskan saya memilih jalan hidup. Sedari kecil, saya memiliki cita-cita menjadi dokter. Karena itu, saat SMA, saya mati-matian masuk IPA. Selepas lulus SMA, ternyata saya masuk fakultas ekonomi, lanjut berkarier menjadi wartawan, pengusaha, dan sekarang menjadi wakil rakyat. Semuanya mengalir saja," kata Bamsoet.

Menurut dia, dalam buku ini, dituliskan berbagai legacy selama menjabat ketua DPR RI (2018-2019). Walaupun memimpin DPR RI dalam kurun waktu hampir dua tahun, dia sudah meninggalkan berbagai legacy seperti klinik e-LHKPN DPR RI dan lain sebagainya. 

Satu hal yang juga menjadi terobosan adalah membuka DPR RI menjadi rumah rakyat, bahkan mengizinkan rakyat mengkritik DPR RI, salah satunya, menyelenggarakan Stand Up Comedy Kritik DPR RI yang dimenangkan Marshel Widianto dan Kiki Saputri.

"Saya menuliskan kisah seputar dinamika di internal Partai Golkar. Puncaknya saat saya diminta maju sebagai ketum Golkar dalam Munaslub 2019. Saya memutuskan mundur dari pencalonan itu demi menjaga semangat rekonsiliasi, soliditas, dan keutuhan partai," katanya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler