BOGOR- Tim Search and Resque (SAR) Gabungan yang mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100 di Gunung Salak, membutuhkan sedikitnya 35 kilogram kopi setiap hari. Namun, kopi tersebut bukan untuk dikonsumsi, melainkan untuk menghilangkan bau amis yang ditimbulkan dari potongan jasad korban yang berhasil di evakuasi.
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Makmur Rojak, saat ini kebutuhan akan bubuk kopi menjadi sangat vital dan tak kalah penting dengan kebutuhan logistik lainnya. Terlebih, beberapa potongan jenazah korban yang telah dievakuasi mulai membusuk dan mengeluarkan bau yang menyengat.
“Setiap harinya kami menyiapkan sedikitnya 35 kilo bubuk kopi untuk ditaburkan di atas kantong jenazah dan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat,” kata dia.
Sementara itu, dalam proses evakuasi korban Sukhoi, Tim SAR Gabungan membutuhkan dana yang tak sedikit dalam dalam proses evakuasi. Untuk membiayai evakuasi ini, BPBD Kabupaten Bogor mendapat dukungan dana dari BPBD Provinsi. Namun, BPBD belum dapat menyebutkan nominal pasti, karena harga dan kebutuhan logistik sepanjang proses evakuasi terus mengalami fluktuasi.
“Kita masih di-cover provinsi. Kita didukung provinsi dan dari anggaran cadangan untuk bencana. Setiap harinya kebutuhan logistik berbeda-beda. Misalnya hari ini kita butuh logistik 1.500, besok bisa 2.000 bahkan lebih,h ungkapnya.
Tim SAR gabungan, lanjutnya, membutuhkan sedikitnya 1.500 hingga 2.000 paket makan pagi, siang dan malam bagi para petugas. Selain itu, kebutuhan makanan siap saji dalam kaleng juga dibutuhkan Tim SAR yang berada di lokasi reruntuhan pesawat atau dalam perjalan evakuasi di tengah hutan Salak. BPBD pun menyediakan makanan ekstra untuk penambah stamina bagi seluruh tim evakuasi, berupa bubur kacang hijau dan puding susu.
“Pastinya mereka (tim evakuasi) membutuhkan tambahan stamina dan vitamin,” paparnya. Untuk menanggulangi bencana, BPBD Kabupaten Bogor memiliki dua anggaran yang tertuang dalam Rancangan Anggaran Kegiatan (RAK). Dana tersebut digunakan untuk pelatihan dan kesiapsiagaan anggota BPBD. Selain itu, lembaga ini memiliki sumber dana darurat siap pakai (DSP) sebesar Rp20 miliar yang digunakan untuk mendanai penanggulangan bencana darurat, seperti yang diutarakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yos Sudrajat beberapa waktu lalu.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Udjwalaprana Sigit memastikan bahwa suplai logistik selama proses evakuasi relatif aman. Hanya saja, tim yang berada di atas sangat membutuhkan genset agar baterai alat komunikasi bisa terus terisi. Sementara kebutuhan logistik berupa makanan siap saji, air minum, peralatan evakuasi, dan kebutuhan medis sudah terkirim. Untuk menyediakan logistik ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
“Kebutuhan logistik untuk tim SAR dikirim dengan helikopter. Dana untuk evakuasi bisa tak terbatas,” tukasnya kepada wartawan. (ric)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calhaj Lansia Dijamin Berangkat
Redaktur : Tim Redaksi