Sehari, Lakalantas Rengut Dua Nyawa

Jumat, 28 September 2012 – 10:59 WIB
PONTIANAK – Direktur Lalu Lintas Polda Kalbar Kombes Lotharia Latif mengatakan, sepanjang 2011, sebanyak 671 orang tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Kalbar. Artinya, setiap hari, minimal dua nyawa melayang akibat lakalantas di jalan.

“Kecelakaan lalu lintas masuk peringkat ketujuh penyumbang tingginya angka kematian di Indonesia. Tidak kurang dari dua nyawa hilang sia-sia di jalan akibat kecelakaan lalu lintas. Setiap tahunnya angka ini terus bertambah,” kata Latif, kepada Pontianak Pos (JPNN Grup), Kamis (27/9).

Untuk menekan angka ini, kepolisian, Dinas Pendidikan dan PT Astra bekerjasama dengan membuat kurikulum etika berlalu lintas yang terintegrasi dalam mata pelajaran. Hal ini diharapkan mampu mengurangi angka kematian di jalan.

Kepala Dinas Pendidikan Kalbar Alexius Akim mengatakan, integrasi mata pelajaran ini merupakan salah satu strategi atau metode. Karena kalau mau dimasukkan dalam kurikulum tersendiri itu tidak memungkinkan. “Pendidikan berlalu lintas ini masuk kepada semua mata pelajaran. Jadi, lebih efektif jika ini lebih terintegrasi daripada berdiri sendiri,” kata Akim.

Akim juga mengatakan, melihat dari banyak korban yang meninggal dunia di jalan akibat laka lantas, lima persen dari jumlah itu adalah berasal dari pelajar. “Kita kehilangan calon-calon intelektual setiap tahunnya akibat kecelakaan di jalan sebanyak lima persen. Oleh karena itu, kita harus mengantisipasinya sejak saat ini,” lanjutnya.

Akim juga menambahkan, ini merupakan langkah untuk mengubah sikap. Bagaimana orang bisa berlalu lintas yang baik dan benar. “Saya berterimakasih kepada pihak kepolisian dan PT Astra. Karena sudah membantu dinas pendidikan dalam mempersiapkan SDM yang tangguh yang berkarakter,” paparnya.

Sementara itu, Latif juga menjelaskan, dalam amanat undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, mewujudkan keamanan, kenyaman, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas itu dimulai dari pendidikan usia dini, yaitu PAUD, SD, SMP, SMA. “Keperihatina kita adalah korban laka ini adalah remaja. Kita mengambil langkah untuk melakukan sosialisai dan kampanye melalui pendidikan,” katanya.

Menurutnya, pengguna helmet di Kalbar cukup baik. Hanya saja yang pelu dibenahi adalah penyerobotan lampu pengatur jalan (traffic light) dan pengguna jalan yang melawan arus. Hal ini diakui Latif masih banyak terjadi di jalanan di Kalbar.

Latif mengimbau kepada sekolah untuk melarang siswa membawa kendaraan bermotor jika tidak memiliki surat izin mengemudi. Kita bersama-sama berbuat dan melakukan aksi nyata. Tidak hanya melihat angka meninggal dunia ini terus bertambah,” ungkapnya.

Wakil Ketua Yayasan AHM Kristanto mengatakan, dengan kurikulum ini pendidikan berlalu lintas akan dimulai sejak usia muda. Diharapkan generasi muda Indonesia mendatang memiliki kesadaran berlalu lintas yang baik.

“Kurikulum lalu lintas ini merupakan salah satu bagian terkait dengan pendidikan karakter bangsa yang sudah siap diimplementasikan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Tahun ini kami juga menyiapkan kurikulum yang sama untuk tingkat PAUD dan TK,” tegas Kristanto. (afi/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Doyok Akan Direhabilitasi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler