Sehari Penuh Belajar Pendidikan Karakter

Selasa, 17 Januari 2017 – 05:57 WIB
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Mulai semester depan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengalokasikan waktu sehari penuh untuk pembelajaran pendidikan karakter di sekolah.

Ditemui usai rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan, pendidikan karakter ini ditekankan untuk memperkuat pendidikan moral Pancasila. Dengan begitu, karakter anak bisa dibentuk sejak dini.

BACA JUGA: Dorong Sekolah Gunakan Musik untuk Pendidikan Karakter

Dari penjelasan yang disampaikan, nantinya program pendidikan karakter ini hanya merupakan sistem yang mengatur beberapa komponen.

Salah satunya, mata pelajaran PPKN yang di dalamnya terdapat pendidikan bela negara.

Untuk implementasinya, Kemendikbud berencana mengalokasikan waktu satu hari full untuk program ini.

Muhadjir mencontohkan, untuk pembelajaran siswa SD misalnya.

Murid akan diajari mata pelajaran PPKN dengan banyak variasi kegiatan. Tak melulu materi di kelas dengan guru yang menjelaskan di depan.

”Satu hari itu bisa diisi yang lain. Misal, ada proyek yang harus dikerjakan berkelompok bertema bela negara. Ini bisa dilakukan melalui seni peran yak an. Intinya tidak melulu di dalam kelas,” papar Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu di Jakarta, kemarin (16/1).

Dengan pemberlakuan program ini, otomatis guru dituntut untuk bisa menguasai materi yang ada.

Hal ini, kata dia, tidaklah sulit mengingat guru hanya diminta lebih mengedepankan aktivitas anak didik.

”Sekolah harus kreatif. Tujuan kita membangun management berbasis sekolah. Sekolah kita beri otoritas penuh,” ujarnya.

Pada tahap awal, ditargetkan 1500 sekolah siap terlibat pada implementasi program ini. Kesiapan ini dinilai dari penerapan belajar mengajar di sekolah.

Seperti, sekolah sudah menerapkan proses belajar mengajar selama 8 jam. Lalu, proses belajar di sekolah lima hari dalam satu minggu.

”Memang masih ada kendala di lapangan. ada sekolah yang masih shift-shift-an. Ada pula yang fasilitas kurang memadai. Karenanya, ini tidak kita paksakan secara serempak langsung. Bertahap,”tuturnya.

Muhadjir mengatakan, sejumlah kabupaten/kota sudah mengajukan menjadi relawan.

Beberapa diantaranya Kabupaten Siak (Riau), Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bantaeng.

Sementara itu, Menteri PMK Puan Maharani menuturkan pendidikan karakter ini sangat penting. Karena, merupakan cikal bakal dari revolusi mental.

Dengan revolusi mental ini maka dapat mendorong percepatan perubahan sikap mental dan perilaku menuju yang lebih baik.

”Revolusi mental jadi prasyarat penting dalam mewujudkan Indonesia berdaulat dan berkepribadian dalam kebudayaan. Sehingga, bisa mewujudkan cita-cita bangsa,” ungkapnya.

Lebih jauh, Puan menjelaskan, terdapat 6 isu strategis dalam koordinasi pembangunan manusia dan kebudayaan ini.

Yaitu jaminan pemenuhan kebutuhan dan pelayanan dasar; penanggulangan kemiskinan; perlindungan anak, perempuan dan kaum marjinal; pemberdayaan masyarakat; peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi serta revolusi mental.

”Perlu sinergi seluruh K/L untuk dapat mencapai target sasaran pembangunan 2019 ini,” tandasnya. (mia)

 


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler