Seharian Dahlan Iskan di Kota Bogor

Suap-suapan Soto, Jumatan di Tepi Kali

Minggu, 19 Mei 2013 – 00:20 WIB
PERGI tak dijemput, pulang tak diantar. Begitulah gaya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan saat seharian menjalani aktivitas di Kota Bogor. Dari pagi-pagi buta, hingga menjelang petang.
------
Laporan: Julvahmi
-----
Ayam belum lama berkokok, jarum jam masih menunjukkan pukul 06:00 pagi. Tapi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sudah stand by menunggu kedatangan para peserta senam massa di Lapangan Sempur, Kota Bogor. Itulah awal dari hari yang sibuk bagi Dahlan.

Sibuk memang. Betapa tidak, dari senam massal, mantan Direktur Utama PT PLN itu langsung inspeksi ke Plasa Telkom dan PT Riset Perkebunan Nusantara di Jalan Pajajaran. Dia kemudian diminta untuk membuka secara resmi Festival Bunga dan Buah-buahan Nusantara di IPB ICC dan Kampung IPB Baranangsiang. Nyaris tanpa jeda.

Tapi di sela-sela kesibukan itu, menyembul pemandangan menarik. Meski harinya sangat padat, Dahlan masih sempat menyuapi istrinya, Nafsiah Sabri. “Makan dulu. Ini pakai nasi,” kata Dahlan, saat makan Soto Bogor di area parkir Damri, Jalan Pajajaran.

Aksi suap-suapan itu disaksikan rekan-rekan wartawan, Direktur Utama PT Perkebunan VIII, Dadi Sunardi, dan beberapa pejabat lainnya yang ikut mendampingi Dahlan. Usai menyantap soto Bogor, rombongan bergeser ke Masjid Nurul Huda, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Dahlan datang dengan gayanya ke masjid di tepi kali Cipakancilan itu. Tanpa basa-basi, lelaki 61 tahun itu langsung masuk di tengah jamaah Salat Jumat yang sedang menyimak khutbah dari Wakil Walikota Bogor, Achmad Ru"yat.

“Selamat datang Pak Dahlan, Menteri BUMN yang berkesempatan hadir hari ini,” kata Ru"yat di sela-sela khutbahnya. Dahlan sedikit mengangguk, lalu tersenyum. Ia duduk di saf ketujuh, sembari memangku mesra bocah berumur sepuluh tahun, Ali.

Dahlan datang lastminute, lima menit sebelum waktu sholat, sekitar pukul 11:50. Sholat Jumat di masjid sederhana itu berlangsung khusuk dengan diikuti sekitar 200 jamaah. Yang menarik, di antara ratusan jamaah itu tampak Yusrial (34). Seorang lelaki berumur 34 tahun itu enggan memalingkan tatapannya dari Dahlan. Seolah tak percaya, warga Cibuluh itu sesekali bertanya pada jamaah di sampingnya.

“Saya seperti mimpi di siang bolong. Saya penggemar Pak Dahlan, saya baca semua buku Bapak. Saya ingin Bapak jadi Presiden,” kata Yusrial dalam dialog singkat usai menunaikan salat wajib dua rakaat itu.

Lagi-lagi, Dahlan tersenyum. Lantunan surat Al Fatihah menjadi doa dari warga Cibuluh, sekaligus salam perpisahan dalam pertemuan singkat di tepi kali Cipakancilan itu. Sederhana, tapi bermakna.

Lantas moment apa yang paling dinikmati Dahlan selama sepuluh jam berada di Kota Bogor? “Semua saya suka. Tapi soal revolusi buah-buahan tropis di Kampus IPB, saya sangat suka itu. Saya terkesan,” jawabnya, singkat.  (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Program MRT Jokowi Harus Didukung

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler