jpnn.com, JAKARTA - Persamaan hak antara PPPK dengan PNS terus disuarakan. Mereka merasa sejak PPPK ada pada 2019 hingga tahun ini, ada perbedaan signifikan dengan PNS.
PPPK masih dianggap golongan kedua, bahkan tidak sedikit PNS yang menganggapnya seperti honorer.
BACA JUGA: Cara Bersyukur Ratusan Honorer jadi PPPK Sungguh Mengharukan, Masya Allah
Ketua Ikatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (IP3K) Kabupaten Bondowoso Jufri mengatakan pemerintah masih setengah hati memperlakukan PPPK.
"PPPK memang ASN, tetapi diperlakukan seperti honorer, " kata Jufri kepada JPNN.com, Kamis (11/7).
BACA JUGA: Bukan Hanya Jadwal Pendaftaran PPPK 2024 yang Ditunggu Jutaan Honorer
Dia menambahkan ada tiga hal yang diminta PPPK, yaitu:
1. Samakan hak-hak PPPK dengan PNS, salah satunya mendapatkan pensiunan.
BACA JUGA: Honorer K2 Prioritas Diangkat PPPK 2024, Penempatan P1 Aman, Tanpa Tes
2. Berikan PPPK kenaikan gaji berkala (KGB) dan tambahan penghasilan (tamsil). Itu karena banyak yang belum terealisasi.
3. Bagi honorer khususnya honorer K2, guru tidak tetap (GTT), pegawai tidak tetap (PTT) seperti penjaga sekolah dan tata usaha (TU) prioritaskan diangkat sebagai ASN PPPK sesuai masa kerja serta usia.
Jufri mempertanyakan langkah pemerintah yang doyan membuat berbagai aturan baru, tetapi ujungnya malah menambah masalah. Salah satunya soal tapera.
"Mau mengangkat honorer menjadi ASN enggan, eh malah ditambah beban dengan tapera," cetusnya.
Dia heran apakah pemerintah pura-pura tidak tahu soal gaji yang diterima honorer selama ini. Sampai saat ini masih banyak honorer digaji antara Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu per bulan.
"Apakah itu bukan akan menjadi beban nantinya. Seharusnya pemerintah menyejahterakan, bukan malah membunuh secara pelan-pelan," tuturnya.
Pemerintah, tambahnya, jangan melihat kondisi honorer di perkotaan. Mungkin mereka honornya jauh lebih besar dibandingkan dengan di pelosok.
Seharusnya pemerintah memberikan upah yang besar kepada para guru dan honorer yang rela mendidik walaupun honornya sangat kecil.
"Ingat majunya sebuah negara ada pada dunia pendidikan," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad