jpnn.com - JAKARTA - Paradigma pengobatan kini mulai bergeser. Di negara-negara maju, obat herbal yang merupakan produk alami sudah diterima sebagai alternatif untuk mengobati penyakit.
Di Indonesia, manfaat obat-obatan berbahan dasar herbal untuk mengatasai masalah kesehatan sudah dikenal sejak lama. Itu dibuktikan dengan budaya minum jamu.
BACA JUGA: Terlalu Lama Pakai Ponsel Tingkatkan Risiko Kanker Otak
Makanya, pemanfaatan jamu dan obat herbal ini harus didukung dan dikembangkan dengan bukti ilmiah. "Kami memiliki komitmen dan mendukung pemerintah dengan obat herbal ini. SOHO akan mengembangkan produk natural, suplemen kesehatan dan meng-ekplore bahan-bahan alami," kata Presiden Direktur & CEO SOHO Global Health, Rogelio C. la O’Jr di Jakarta, Kamis (4/12).
Bentuk dukungan perusahaan obat itu diwujudkan dalam kegiatan saintifikasi jamu yang digelar 5-10 Desember 2014 di Gedung Diklat IPTEK dan Jamu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Solo Jawa Tengah. Pelatihan ini diikuti oleh 30 dokter medis dari berbagai daerah.
BACA JUGA: Obat Glaukoma Dapat Memengaruhi Bulu Mata
"Kami berharap para dokter dan apoteker dapat memiliki pengetahuan serta keterampilan yang baik mengenai penggunaan bahan herbal untuk dimanfaatkan demi pelayanan kesehatan masyarakat yang baik," kata VP Sales & Marketing for Profesional Product SOHO Global Health, Sugihorajo.
Saintifikasi jamu merupakan penelitian jamu serta produk kesehatan berbahan herbal berdasarkan pada pelayanan dalam upaya memperoleh bukti ilmiah atas manfaat dalam menjaga dan memelihara kesehatan. Termasuk mengobati penyakit berdasarkan kaidah ilmiah serta etika.
BACA JUGA: Vitamin D Tangkal Kanker Prostat
Dalam pelatihan, materi yang diajarkan kepada peserta mencakup medikoetikolegal, metodologi penelitian, farmakodinamik, diagnostik holistik, serta praktek lapangan di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus dan kebun tanaman obat B2P2TOOT yang memiliki 1100 spesies tanaman.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengatakan perlu adanya jejaring dokter yang bisa melakukan penelitian berbasis pelayanan kesehatan sehingga menghasilkan evidence based medicine bagi jamu.
"Agar jamu dapat diterima di kalangan ilmiah terutama dokter dan dapat masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal," punkas Tjandra. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Berbagai Sumber Omega-3
Redaktur : Tim Redaksi