jpnn.com - Street workout,istilah olahraga tanpa menggunakan peralatan khusus, memang mulai menjamur di Surabaya. Sekumpulan anak muda pencinta olahraga kalistenik itu pun akhirnya membentuk komunitas sendiri. Salah satunya Komunitas Draconian yang kini eksis di dunia olahraga tersebut.
* * *
BACA JUGA: Kehamilan Berdekatan Picu Risiko Untuk Ibu dan Anak
TAMAN Sulawesi tetap menjadi tempat idaman berbagai komunitas di Surabaya dalam berkumpul dan beraktivitas. Begitu pula yang dirasakan Komunitas Draconian. Mereka adalah sekumpulan pencinta olahraga yang gratis tanpa alat-alat gym.
Aktivitas asyik dan sehat itu mereka lakukan tiap Sabtu dan Minggu. Yang kerap dilakukan adalah pull-up dengan berbagai variasi yang mereka ciptakan sendiri. Misalnya bergelantungan di atas penyangga besi dengan posisi kaki tetap menyentuh tanah. Gerakan yang begitu ringan tersebut diistilahkan Australian pull-up.
BACA JUGA: Awas, Anggur Merah Bahaya buat Bayi
Setelah itu, ada front lever yang dipadu dengan gerakan pull-up. Dengan tumpuan tangan di depan perut, mereka bergelantungan dalam posisi badan seperti orang tidur telentang. ”Tumpuannya pada tangan, semua gerakan tubuh terasa. Posisi seimbang,” ujar Victor Agustono, founderKomunitas Draconian.
Sore itu anggota komunitas tersebut memang kompak berkumpul di taman. Mereka tidak hanya menyalurkan hobi berolahraga kalistenik, tetapi sekaligus bersilaturahmi.
BACA JUGA: Ini Jenis Cedera Seks dan Tips Mengatasinya
Komunitas tersebut memang belum lama dibentuk. Namun, eksistensi mereka di tengah masyarakat cukup dikenal. Kini anggotanya 30-an orang, mulai mahasiswa, pelajar, hingga karyawan. Bahkan, mereka juga mengenalkan olahraga yang populer di negara Eropa tersebut lewat jejaring sosial seperti Instagram. ”Anggota komunitas di Instagram sudah 200-an,” ujarnya.
Victor menyatakan, komunitas tersebut dibentuk karena keinginannya untuk mengajak masyarakat hidup sehat tanpa harus mengeluarkan duit gede. Awalnya, dia lakukan aktivitas kalistenik tersebut bersama sejumlah teman. Lambat laun, banyak anak muda yang ingin bergabung dan mempelajari olahraga itu. Hingga akhirnya, dia membuat wadah dalam bentuk komunitas.
Aktivitas kalistenik tersebut, terang Victor, merupakan latihan yang mampu membentuk tubuh menjadi ideal, tapi tak terlalu berotot. Caranya adalah memanfaatkan kekuatan berat badan (bodyweight). Olahraga tersebut biasanya memanfaatkan permainan monkey bar yang ada di taman. Dengan begitu, berbagai gerakan kalistenik bisa dilakukan dengan mudah.
Victor menyebutkan, olahraga kalistenik sendiri berpusat pada gerakanpush-up dan pull-up. Dua gerakan itu lantas divariasi dengan gerakan lain seperti front lever, back lever,dan superman move. ”Kami lakukan gerakan itu kurang lebih satu setengah jam,” ujar Victor.
Manfaatkan Media-Media Sederhana
YA, manfaatkan media-media simpel di sekitar kita. Itu diungkapkanfounder Komunitas Draconian sekaligus instruktur olahraga kalistenik Dedy Gunawan. Menurut dia, kepekaan seseorang dalam melihat benda sekitar untuk olahraga memang penting dilakukan. Khususnya bagi pencinta olahraga gratis.
Bahkan, tanpa pergi ke tempat kebugaran dengan mengeluarkan biaya yang besar, olahraga tersebut bisa dilakukan di rumah. Syaratnya, harus pintar mencari alat pengganti gym. Misalnya, memanfaatkan tempat duduk dan kursi.
Dedy mencontohkan, tempat duduk bisa digunakan untuk olahraga push-up dengan cara kaki di atas dan tangan menempel pada lantai. Atau sebaliknya, tangan di meja dan kaki di lantai. ’’Ini gerakan yang simpel,’’ ujar Dedy.
Jika ingin suasana berbeda, ada baiknya jalan-jalan ke taman kota. Di setiap taman, beberapa permainan bisa dimanfaatkan untuk berolahraga. Salah satunya monkey bar. Alat yang bisa dipanjat tersebut bisa dipakaipull-up untuk melatih otot punggung. Lalu back lever dan front lever, weight pull-up, maupun leg raise untuk latihan perut.
Gerakan-gerakan tersebut, jika dilakukan secara rutin, akan membantu membentuk tubuh menjadi ideal. Tentu, tidak menghabiskan biaya yang besar untuk membeli alat-alat gym. ’’Cara yang mudah, hasilnya optimal. Gerakannya juga harus benar,’’ tambahnya.
Menurut Dedy, olahraga dengan cara tersebut justru bisa dilakukan dengan lebih menyenangkan, baik sendiri, bersama teman-teman, maupun keluarga. Setiap orang bisa mengembangkan imajinasi media di sekitar untuk berolahraga.
’’Di Amerika, anak-anak sudah suka bergelantungan mengikuti orang tuanya. Justru, anak-anak lebih mudah meniru dan mempraktikkannya. Syaratnya harus dalam pengawasan,’’ katanya. (ayu/c11/c/7/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cokelat Dapat Membantu Mencegah Demensia
Redaktur : Tim Redaksi