Sejak Bayi Dimanja, Hasilkan Mutiara Kelas Dunia

Kamis, 26 Desember 2013 – 05:01 WIB
PROSES PANJANG: Kahlil Gibran menunjukkan tahap-tahap budi daya kerang mutiara di laboratorium Autore, Lombok Utara. Foto: AHMAD BAIDHOWI/JAWA POS/JPNN.com

jpnn.com - Ada banyak budi daya kerang mutiara di Indonesia. Tapi, hanya sedikit yang memiliki laboratorium canggih seperti Autore di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Setiap tahun ratusan juta kerang dibiakkan. Dari situlah dihasilkan mutiara-mutiara indah yang menghiasi penampilan selebriti papan atas dunia. 

AHMAD BAIDHOWI, Lombok Utara 

BACA JUGA: Kurang Afdal bila Tak Kirim Kartu Ucapan

Selebriti dunia seperti Angelina Jolie, Uma Thurman, Kate Winslet, Naomi Watts, Jessica Simpson, Paris Hilton, Sarah Jessica Parker, Mandy Moore, hingga bintang jelita Asia Ziyi Zhang adalah penggemar mutiara produk Autore, salah satu produsen mutiara ternama dunia milik pengusaha Italia, Rosario Autore.
 
Tak heran bila kemilau indah mutiara laut selatan (south sea pearls) itu pun sering muncul di berbagai ajang red carpet melalui kalung, anting, cincin, dan gelang para selebriti tersebut. Tapi, mungkin belum banyak yang tahu bahwa kemilau mutiara itu dihasilkan dari sebuah bak berukuran 2 x 3 meter berisi air laut sedalam 10"15 sentimeter.
 
Bak itu berada di salah satu ruang laboratorium Autore Pearl Farm di Teluk Nare, Lombok Utara, NTB. Itulah laboratorium mutiara yang termasuk terbesar di Asia Tenggara. Di bak itulah 20 pasang kerang mutiara jenis Pinctada maxima dikawinkan dengan cara fertilisasi eksternal. Yakni, kerang jantan mengeluarkan sperma dan kerang betina mengeluarkan sel telur di dalam air sehingga terjadilah pembuahan eksternal.
 
Dalam satu kali perkawinan, bisa dihasilkan lebih dari 500 juta larva atau bayi kerang. Empat tahun kemudian kerang-kerang tersebut menghasilkan mutiara-mutiara berharga jual tinggi. Tentu prosesnya cukup panjang untuk menghasilkan mutiara yang indah itu.
 
"Tahap paling krusial saat perawatan bayi kerang. Mereka sangat lemah. Jadi, harus diperlakukan dengan sangat hati-hati agar bisa bertahan hidup," ujar M. Kahlil Gibran, manajer Autore Pearl Farm, kepada Jawa Pos yang mengunjungi laboratorium Autore dua pekan lalu (15/12).
 
Terletak di bangunan seluas 150 meter persegi, laboratorium itu terbagi dalam dua ruang utama. Ruang pertama berisi delapan tangki raksasa dengan diameter 2 meter dan tinggi 2,5 meter. Tangki-tangki itu menjadi rumah bagi bayi-bayi kerang hingga berusia 40 hari. Air dalam tangki bukan sembarang air, melainkan air laut yang sudah difilter atau disaring sehingga steril dari kotoran.
 
Ruang kedua berupa dapur untuk menyiapkan fitoplankton, biota laut yang menjadi makanan bayi-bayi kerang. Itu juga tidak boleh sembarangan. Fitoplankton tersebut harus diimpor dari Tasmania, negara bagian di selatan Australia. Biota laut itu lalu dikembangbiakkan dalam tabung-tabung kaca dan plastik berisi air laut yang diberi oksigen (seperti akuarium).
 
Udara dingin dari penyejuk ruangan (AC) yang menyebar hingga sudut-sudut laboratorium membuat fitoplankton nyaman, seperti berada di habitat aslinya, perairan Tasmania yang bersuhu 10"14 derajat Celsius.
 
Gibo "sapaan Kahlil Gibran" tak pernah lupa mengingatkan siapa saja yang masuk ruang-ruang laboratorium untuk mencuci kaki dan tangan dengan cairan disinfektan (antibakteri). "Lingkungan dan makanannya harus sehat. Bayi-bayi kerang ini harus dimanja agar tumbuh sehat dan kuat, jangan sampai mereka stres," kata pria kelahiran Gresik, 24 tahun lalu, tersebut, lantas tertawa.
 
Cairan berisi fitoplankton berwarna hijau pekat itulah yang lantas dituang ke bak-bak raksasa untuk memberi makan bayi-bayi kerang. Tentu banyak juga kerang yang tidak bisa bertahan dan mati. Di antara 100 juta kerang dalam satu bak, hanya 10 juta yang cukup kuat bertahan hidup dan menempel di rajutan tali (collector) yang dipasang di dalam bak.
 
Genap berusia 40 hari, kerang-kerang berukuran sekitar 5 milimeter itu lantas dipindah ke laut. Rajutan tali berisi kerang digantungkan pada bola-bola apung sekitar 150 meter dari bibir pantai dengan kedalaman 5"10 meter. Perairan Lombok yang tenang, jernih, dan kaya fitoplankton adalah salah satu lokasi terbaik untuk budi daya mutiara di dunia.
 
Proses itu membutuhkan waktu hingga dua tahun. Pada periode tersebut, perawatan rutin dilakukan dengan cara menyikat kerang dan membersihkan rajutan tali dari kerang-kerang liar yang ikut menempel. Tidak semua kerang bisa bertahan hidup. Di antara 10 juta kerang yang diinapkan di laut, hanya sekitar sejuta yang bisa bertahan hingga dua tahun. Kerang-kerang itu lantas diangkat, lalu dibawa ke laboratorium untuk "dioperasi".
 
Dalam proses alami, mutiara terbentuk ketika ada benda asing seperti pasir masuk ke tubuh kerang, lantas kerang akan mengeluarkan nacre (semacam cairan) untuk membungkus pasir tersebut. Makin lama, lapisan itu kian besar dan mengeras sehingga terbentuklah mutiara.
 
Dalam budi daya kerang mutiara, benda asing itu dimasukkan secara sengaja melalui implantasi. Caranya, cangkang kerang dibuka, lantas dimasukkanlah nukleus atau inti berbentuk bulat bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain).
 
"Nukleus ini berasal dari cangkang kerang air tawar asal Mississippi (Amerika Serikat) yang digerinda sehingga berbentuk bulat. Cangkang kerang Mississippi ini dipilih karena densitas (kepadatan)-nya sangat bagus," terang Gibo.
 
Setelah dioperasi, kerang-kerang itu kembali ditempelkan dalam rajutan tali, lalu dikembalikan ke lautan. Dua tahun kemudian barulah kerang bisa dipanen. Tapi, di antara jutaan kerang hasil panen, hanya beberapa ribu yang bisa bertahan. Kerang lantas dibawa ke laboratorium, cangkangnya dibuka, lalu mutiara putih di dalamnya dipetik.
 
"Di sini, dari proses perkawinan di laboratorium hingga mutiara dipanen, melibatkan sekitar 500 karyawan," ucapnya.
 
Wajarlah kalau harga mutiara sangat mahal. Selain prosesnya panjang dan jelimet, yang terlibat banyak. Di galeri Autore yang terapung di Teluk Nare, mutiara paling murah dijual Rp 1 juta per butir. Jika mutiara berukuran cukup besar, misalnya, berdiameter lebih 1,4 cm, harganya bisa sampai Rp 10 juta"Rp 40 juta per butir. Jika sudah dirangkai menjadi kalung, anting, cincin, atau gelang, harganya bisa sampai ratusan juta, bahkan tembus miliaran rupiah.
 
Mutiara-mutiara cantik itu juga dipasarkan melalui butik Autore yang tersebar di Los Angeles, London, Barcelona, Sydney, Kobe, Tokyo, Monaco, hingga Vicenza, Italia. Dari butik-butik itulah, mutiara asal Lombok sampai ke tangan para selebriti dunia. (*/c10/ari)

BACA JUGA: Setiap Tahun Kirim Guru untuk Belajar Bahasa Indonesia

BACA JUGA: Si Nenek Sakti Sinabung Kerja 10 Jam Sehari

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Sutawi yang Langganan Juara Lomba Menulis Tingkat Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler