jpnn.com - JAKARTA - Pengajuan surat penguduran diri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menjadi puncak ketegangan antara pria yang karib disapa Ahok dengan partainya, Gerindra. Dengan dilampiri kartu keanggotaan, surat pengunduran diri Ahok ditujukan kepada Sekjen DPP Partai Gerindra, Rabu (10/9).
Alasan pengunduran diri Ahok didasari karena sudah tidak sepaham lagi. Ia menolak pilkada lewat DPRD seperti yang ada dalam Rancangan Undang Undang Pilkada. Namun Gerindra ngotot dengan sikapnya di DPR untuk menggolkan kepala daerah dipilih dewan.
BACA JUGA: Istana Minta Bupati-Wali Kota Penolak RUU Pilkada Mengadu ke Kemendagri
Surat pengunduran diri diantar langsung oleh staf Ahok. Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan sejak diterimanya surat pengunduran diri tersebut, Ahok sudah bukan lagi kader Gerindra.
"Mengundurkan diri kan memang proses sepihak, jadi ya sudah selesai," ujar Muzani dalam keterangan persnya, Kamis (11/9).
BACA JUGA: Disebut Bangun Persepsi oleh Jaksa KPK, Ini Kata Kubu Anas
Hubungan mesra Ahok dengan Gerindra sejak dilantik 15 Oktober 2012 sebagai wakil gubernur hanya berlangsung 14 bulan. Pada saat acara Rembug Provinsi 2013 bertema "Bersama Membangun Jakarta Baru" di Hotel Lumire, Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Senin 2 Desember 2012, benih kebencian dengan partainya dibeber Ahok.
Kala itu, Ahok menyatakan siap pindah partai karena merasa sudah tidak nyaman berada di Partai Gerindra. Ia mengaku mendapat tekanan dari Gerindra karena sejumlah kebijakannya, yang dinilai tidak populis dan mengancam perolehan suara partai pengusungnya dalam Pemilu 2014 mendatang.
BACA JUGA: Jaksa Sebut Penasihat Hukum Anas Bangun Persepsi
"Gerindra pernah marah ketika Pemprov DKI mengambil kebijakan tidak pro 'kepentingan 2014' alias tidak populer," ujar Ahok, saat acara Rembug Provinsi 2013 bertema "Bersama Membangun Jakarta Baru" di Hotel Lumire, Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Senin (2/12).
Ahok mengungkapkan, kebijakannya membuat partainya tidak senang. Salah satunya adalah penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL). "Semua PKL harus disikat habis. Caranya, naikkan denda, ada yang protes? Ada (bahkan) melapor ke Komnas HAM. Sedangkan partai marah sama saya, mereka mikir momen 2014, memanfaatkan orang-orang itu untuk pilih," terang Ahok.
Menurutnya, tak hanya soal PKL, partai juga rewel soal kebijakan sterilisasi busway. "Kenapa busway steril sekarang, padahal bus belum datang. Partai bilang, apa nggak bisa nanti habis pemilu baru kamu (Ahok) keluarkan kebijakan nggak populer. Saya sih tidak takut dipecat partai," tegasnya.
Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur pada 29 Juni 1966. Dia dicalonkan dari Gerindra saat mendampingi Joko Widodo yang diusung PDIP di Pilkada DKI Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Ahok mengalahkan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Dalam karir politiknya, Ahok memang sudah memiliki tiga partai. Sebelumnya pernah tercatat sebagai kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru yang didirikan Dr Sjahrir. Kemudian tercatat sebagai kader Golkar sebelum akhirnya berlabuh ke Gerindra.
Sejauh ini, Ahok belum memutuskan akan bergabung ke partai tertentu, meskipun saat ini sudah ada tiga partai yang siap menampungnya. Partai tersebut adalah PDIP, NasDem, dan PKB. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Omongan Pengamat soal Hubungan Jokowi-JK ke Depan
Redaktur : Tim Redaksi