Sejarah, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Sabtu, 25 Maret 2017 – 07:21 WIB
Ilustrasi IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi dalam sesi perdagangan Jumat (24/3).

Indeks ditutup di zona hijau di level 5.567,13. Itu adalah level tertinggi sepanjang sejarah bursa saham Indonesia.

BACA JUGA: Bursa Saham Globlal Anjlok, IHSG Ikut Rontok

Meski penguatan indeks kemarin terbatas hanya 3,38 poin atau 0,06 persen, capaian tersebut cukup baik mengingat sejak pagi investor diprediksi telah jenuh masuk ke pasar.

Namun, aktivitas beli ternyata masih marak. Indikasinya, asing mencatat pembelian bersih (net buy) Rp 1,05 triliun sepanjang pekan ini.

BACA JUGA: Hanya 10 Menit, Saham MNC Berguguran

Analis senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menyatakan, indeks meroket berkat harapan terhadap sentimen positif dari domestik.

 Salah satunya kedatangan delegasi lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P).

BACA JUGA: Awal Bagus, IHSG Tembus Level 5.409

’’Walaupun kita belum tahu kita bakal dapat investment grade atau tidak, tapi ini positif,’’ ujarnya, Jumat (24/3).

Sentimen positif lainnya adalah prediksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Dunia sebesar 5,2 persen pada tahun ini.

Meski demikian, Reza masih ragu apakah indeks mampu meneruskan penguatan ke level 6.000.

Alasannya, tekanan ekonomi global terus menguat terdorong sikap Presiden AS Donald Trump yang bersikap protektif dan tidak mencapai kesepakatan yang baik pada pertemuan G20.

Selain itu, putusan pemerintah Inggris soal Brexit yang memengaruhi kondisi ekonomi dan geopolitik negara-negara Uni Eropa.

Jika pada tahun ini Indonesia berhasil mendapat peringkat yang lebih baik dari S&P serta terus menunjukkan tren pertumbuhan positif, sentimen global dapat ditekan.

’’Soalnya, tekanan global memang cukup kuat dan memengaruhi emerging markets, bukan Indonesia saja. Kalau kita bisa punya perbaikan dari dalam negeri akan lebih bagus,’’ terang Reza.

Secara terpisah, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara berharap S&P memperbaiki rating kredit Indonesia.

Namun, jika S&P tidak memperbaiki, Mirza mengaku tak memedulikan.

Sebab, lembaga pemeringkatan lain seperti Moody’s, Fitch Ratings, dan JCRA sudah memberikan investment grade pada Indonesia.

Di samping itu, capital inflow juga masih cukup deras.

Indikator lainnya adalah penguatan indeks harga saham, tingginya serapan pasar terhadap emiten yang melakukan pencatatan saham perdana, serta surat berharga negara (SBN) dan global bonds yang kelebihan permintaan (oversubscribed).

”Itu menunjukkan persepsi investor terhadap Indonesia lebih baik. Investor besar yang investasi di Indonesia, apakah riil atau di sektor finansial, portofolio mereka faktanya masuk ke Indonesia,’’ papar Mirza. (rin/c17/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IHSG Berpotensi Tembus Level 6.000


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
IHSG   Rekor  

Terpopuler