jpnn.com - SEBAGAI salah satu bagian sejarah panjang umat manusia, menulis telah menjadi alat komunikasi tersendiri yang penting untuk dipelajari orang-orang. Itulah yang menginovasi orang-orang untuk membuat mesin ketik atau yang kita kenal sebagai keyboardpada zaman sekarang. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya mengapa sebagian besar keyboard yang kita gunakan punya susunan alfabet tidak teratur dan menggunakan sistem qwerty, bukannya susunan alfabet yang seperti biasa?
Semua berawal pada era 1860 saat keyboard pada mesin tik memiliki bentuk yang sangat kasar dan bekerja secara mekanik. Awalnya, keyboard di mesin ketik punya susunan huruf sesuai alfabet dengan menempatkan huruf-huruf tersebut pada dua baris berurutan.
BACA JUGA: Era Internet of Things dengan Hardware Open Source
Bagi sebagaian besar orang pada zaman itu, susunan tersebut memang terlihat masuk akal. Dengan cara itu, seorang pengetik dapat lebih mudah beradaptasi dengan mesin baru tersebut dan cepat menemukan huruf yang akan dipilih.
Namun, rupanya susunan seperti itu menimbulkan masalah cukup fatal pada mesin ketik. Mesin ketik, yang saat itu menggunakan tuas dan per mekanik untuk mencetak huruf pada pita tinta di atas kertas, sering kali macet sehingga banyak pekerjaan yang tertunda.
BACA JUGA: Dekati Pengguna Aktif, Baidu Cari User Ambasador Indonesia
Penyebabnya adalah susunan alfabetis masa itu membuat tuas-tuas yang berdekatan atau bersebelahan saling bertabrakan ketika dipencet terlalu cepat.
Setelah mengalami berbagai modifikasi yang tidak juga berhasil, barulah pada 1868, seorang politikus dan penemu amatir asal Amerika Serikat, Christopher Latham Sholes, mengenalkan susunan keyboard baru untuk mengatasi kemacetan saat mengetik, yaitu sistem qwerty. Sistem tersebut berhasil mengurangi kemungkinan macetnya mesin ketik.
BACA JUGA: Asus Luncurkan Power Bank dan Smartphone Baru
Sayangnya, di sisi lain, sistem itu memperlambat pengetikan para pekerja. Tentu saja, sebagian besar orang sempat mengeluhkannya.
Dua tahun kemudian, susunan keyboard qwerty resmi menjadi standar keyboard pada mesin ketik pertama produksi E. Remington & Sons yang bernama Remington 1. Produk tersebut kurang laku lantaran minat orang menggunakan mesin ketik belum tinggi. Barulah empat tahun kemudian, produk baru bernama Remington 2mendapat sambutan yang sangat baik dan akhirnya mampu memopulerkan keyboard hingga zaman sekarang.
Menurut para ilmuwan dari British dan Amerika yang ditulis di learning-mind.com, sistem qwerty bisa memperlambat kinerja pengetikan seseorang karena pengaruh otak.
Sebagian besar orang lebih mudah dan cepat menuliskan kata di bagian kanan jika dibandingkan dengan sebelah kiri. Bahkan, menurut buku International Encyclopedia of Ergonomics and Human Factors, 80 persen manusia di dunia adalah pengguna tangan kanan.
Sayangnya, sebagian besar kata-kata di dunia diketik di bagian kiri keyboard. Dalam bahasa Inggris saja, 57 persen kata-katanya ditulis di sebelah kiri. Namun, semua bergantung pada bahasa apa yang digunakan.
Karena itulah, tantangan zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu ketika kita memakai keyboard. Jika dulu tantangannya adalah mengetik tidak terlalu cepat, sekarang mengetik cepat dengan sistem yang rumit tersebut menjadi tantangannya. (bgv/c14/abr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelang Apollo, Perpaduan Teknologi dan Fashion, Berapa Harganya?
Redaktur : Tim Redaksi