Sejumlah Daerah Temukan Kendala Teknis

Selasa, 17 April 2012 – 08:55 WIB

MEDAN- Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK/MA di Sumatera Utara, masih ditemukan beberapa kendala teknis. Pasalnya sejumlah sekolah beberapa Daerah diakui masih kesulitan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi saat berlangsungnya UN.

Diantaranya yakni adanya pengaduan dari kepala sekolah SMA di Labuhan Batu yang tidak paham, saat terjadinya kekurangan LJK (Lembar Jawaban Komputer) UN.
Hal ini diakui Ketua Panitia UN Provinsi Sumut, Drs Henri Siregar MPd saat mendampingi Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Drs Syaiful Syafri MM, dan Rektor Unimed yang juga Koordinator Satuan Pengawas UN Prof Ibnu Hajar Damanik, ketika mematau pelaksanaan UN hari pertama di beberapa sekolah di Medan, Senin (16/4).

"Jadi untuk setiap naskah soal yang kurang, cacat, rusak, tidak lengkap dan sebagainya, sesuai POS (Prosedural Operasional), kekurangan bisa diambil dari kelas lain atau difoto copi, karena UN tahun ini tidak menyediakan cadangan naskah soal,"terangnya.

Selain itu, keluhan juga datang dari kepala sekolah di SMAN 2 Moi Nias Barat yang  menemukan amplop naskah soal Bahasa Indonesia untuk program studi IPA ternyata ditujukan untuk Program Studi Bahasa.

Menyikapi hal itu, Kepala Pengolah Data UN Sumut, FD Asian Hutasoit mengatakan, amplop naskah soal bidang studi Bahasa Indonesia  yang tertukar, sebenarnya tidak ada masalah, karena untuk semua program studi baik IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan, dan SMK memiliki materi soal Bahasa Indonesia yang sama.

"Untuk masalah ini panitia Daerah hanya kurang paham saja. Jadi, tidak ada masalah jika amplop untuk program studi IPA tertulis untuk program studi Bahasa atau sebaliknya karena materi yang diuji tetap sama ," ujarnya.

Sementara Koordinator Satuan Pengawas UN Prof Ibnu Hajar Damanik menjelaskan, meskipun segala kerusakan atau kekurangan bahan ujian seperti naskah soal maupun LJK bisa difotocopi, namun tetap mendapatkan pengawalan kepolisian serta mengisi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sesuai prosedural yang berlaku.

Sementara itu, untuk memastikan kesiapan pelaksanaan UN  tingkat SLTA Tahun 2012 di Sumut, Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST meninjau langsung tiga sekolah di Kota Medan.

Ketiganya yakni, SMA Negeri 7 Medan, SMA Swasta Budi Murni Medan, serta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan. Dari hasil tinjauan pelaksanaan UN hari pertama dengan bidang studi yang diujikan Bahasa Indonesia, selain memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta UN, Gatot juga mengimbau kepada siswa agar menjawab soal dengan tenang, konsentrasi penuh dan tidak terburu-buru.

Gatot juga berharap kelulusan tahun ajaran 2011-2012 bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. "Jika tahun sebelumnya tingkat kelulusan UAN pelajar SLTA di Sumut mencapai 99,8 %, maka tahun ini, kita berharap dan berdoa agar tingkat kelulusan dapat mencapai 100%,"ucapnya.

Kadis Pendidikan Syaiful Safri menambahkan, bahwa dalam pengawasan penyelenggaraan UN di Sumut, selain melibatkan para guru-guru, pengawasan juga dibantu oleh 1.908  personil dari satuan pendidikan Unimed dan 2.400 personil kepolisian.

Hal itu untuk mencegah adanya kebocoran soal, yang selama ini menurut Syaiful sering didengungkan meskipun belum pernah terbukti. "Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan tidak ada naskah asli yang beredar di siswa. Sebab, seluruh proses pengawasannya dilakukan dengan ekstra ketat," ungkapnya.

Dari pantauan di sejumlah lokasi sekolah di kawasan Jalan STM Medan, terlihat ada beberapa siswa SMK yang sejak pukul 06.00 Wib pagi sudah hadir ke sekolah, meskipun ujian dilangsungkan pada pukul 08.00 Wib.

Beberapa siswa mengaku, kedatangan mereka lebih awal dari jadwa ujian demi mendapatkan jawaban soal dari guru. Menanggapi hal itu, Sukardi selaku Kepala SMK 2 Medan, yang sekolahnya berlokasi di Jalan STM menegaskan, selaku Kepala Sekolah, dirinya tidak ada memberikan arahan kepada para guru untuk datang lebih pagi dalam upaya memberi kunci jawaban kepada siswa didiknya.

"Mana mungkin guru bisa memberikan kunci jawaban kepada siswa, sementara untuk mengambil soalnya saja diambil langsung oleh Kepala sekolah dan mendapatkan pengawalan ketat oleh pengawas dari satuan kependidikan dan kepolisian serta pengawas independen. Lagian setiap soal yang dikerjakan siswa juga berbeda karena menggunakan lima paket dan diacak secara random. Kalau ada diberikan kunci jawaban itu sama saja dengan menjerumuskan siswa ke jurang," ucapnya.

Adapun jumlah peserta UN tingkat SLTA di Sumut diikuti 195.002 siswa SMA/MA/SMK yang diselenggarakan oleh 1.808 sekolah, dan serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia sejak, 16 April hingga 19 April. (uma)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMK Ujian di Polsek


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler