Sejumlah Elemen Pergerakan Bedah Buku Hitam Prabowo di Bandung

Rabu, 13 Desember 2023 – 01:38 WIB
Sejumlah elemen masyarakat sipil yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, aktivis 98, dan pemuda menggelar bedah Buku Hitam Prabowo Subianto; Sejarah Kelam Reformasi 1998 karangan Buya Azwar Furgudyama. Foto: Source for JPNN

jpnn.com, BANDUNG - Sejumlah elemen masyarakat sipil yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, aktivis 98, dan pemuda menggelar bedah Buku Hitam Prabowo Subianto; Sejarah Kelam Reformasi 1998 karangan Buya Azwar Furgudyama.

"Kegiatan bedah Buku Hitam Prabowo Subianto ini bagian dari upaya publik dalam rangka semarak hari HAM internasional, konsolidasi demokrasi, persiapan menghadapi Pemilu 2024 serta suksesi kepemimpinan nasional dan pengingat kepada rakyat Indonesia terkait tragedi pelanggaran HAM Berat 98 di Indonesia," jelas Pegiat Pemilu dan Demokrasi Hasnu Ibrahim di Bandung, Selasa (12/12).

BACA JUGA: Aktivis Mahasiswa di Serang Bedah Buku Hitam Prabowo

Menurut Hasnu, pemilu merupakan momentum yang pas bagi publik agar menjegal politikus busuk tidak kembali berkuasa pada proses elektoral di 2024 mendatang seperti pelanggar HAM berat dan dinasti politik.

"Harga bangsa Indonesia terlalu mahal rasannya jika kemudian negeri ini dipimpin oleh pelanggar HAM berat dan menabrak rambu-rambu pemilu dan konstitusi akibat menguatnya dinasti politik," ujar Hasnu.

BACA JUGA: Buku Hitam Prabowo Subianto Dinilai Sudah Kedaluwarsa

Buku Hitam Prabowo ini, kata Hasnu, bukan saja pengingat akan tragedi kelam kemanusian di tanah air. Namun publik juga diaktifkan nalarnnya oleh penulis bahwa ada upaya pembangkangan terhadap konstitusi dan menguatnya dinasti politik yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi dengan meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres.

"Sebagai pegiat pemilu dan demokrasi tentu kita menentang pemimpin pelanggar HAM berat dan dinasti politik karena merugikan rakyat Indonesia," pungkas Hasnu.

BACA JUGA: Aktivis Gerak 98 Luncurkan Buku Hitam Prabowo Jelang Hari HAM Internasional

Selanjutnya, Dosen Fakultas Hukum UNISBA dan PBHI Yogyakarta Dian Andriasari mengatakan persoalan HAM ini harus dijadikan isu utama dalam negara yang menganut sistem demokrasi.

Mengacu beberapa laporan, kata Dian Andriasasi, penyelesaian kasus pelanggaran HAM ini sejak zaman reformasi hingga setelahnya belum terlihat.

"Pemilu harus dijadikan kesempatan bagi rakyat untuk mengevaluasi dan memberikan hukuman kepada mereka pelaku pelanggar HAM Berat dan penting agar isu HAM dituntaskan oleh presiden dan wakil presiden hasil pemilu 2024," jelas Lukman.

Sementara itu, Aktivis 98 Bandung Lukman Nurhakim mengatakan generasi muda harus melihat serta merasakan, dan mendapatkan sensasi secara langsung atas tindakan represif.

"Kami mengajak kepada teman-teman aktivis mahasiswa, milenial, dan Gen Z untuk memeriksa catatan kelam setiap calon pemimpin bangsa, karena periswa kelam masa lalu belum diselesaikan negara," kata Lukman.

Dia mengatakan sampai hari ini negara kelihatannya belum menyelesaikan persoalan kasus pelanggaran HAM Berat masa lalu di mana generasi kami mengetahui bahwa yang bersangkutan berada dalam pemerintahan seperti yang ditulis buku ini.

Perlu diketahui, kegiatan ini menghadirkan narsum akademisi hukum Universitas Islam Bandung, Aktivis 1998 Bandung, Pegiat Pemilu dan Demokrasi dan Aktivis Milenial Sosia Politica. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dan antusiasme peserta dari kalangan aktivis mahasiswa, organisasi kepemudaan, akademisi dan praktisi, BEM, Milenial dan Gen Z dan sejumlah gerakan sipil di Kota Bandung, Jawa Barat. (Tan/JPNN)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Antusias Ikut Bedah Buku Hitam Putih Ganjar


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler