jpnn.com - JAKARTA - Kunjungan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Rabu (2/8), menuai kontroversi.
Pasalnya, sejumlah kader PSI tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri.
BACA JUGA: Gelar Program Petik Masak, Mak Ganjar Bantu Emak-Emak Menghadapi Kenaikan Harga Cabai
Terbaru, dua kader tidak saja mundur sebagai bakal caleg, tetapi juga mundur dari keanggotaan di PSI.
Keduanya yakni Dwi Kundoyo dan Estugraha, mundur sebagai bacaleg PSI untuk DPRD DKI Jakarta dan Kota Bogor.
BACA JUGA: Srikandi Ganjar Serahkan Bantuan Bibit Tanaman Untuk Warga Tangsel
"Saya sekaligus menyatakan mundur sebagai caleg dan keluar dari PSI, dari keanggotaan PSI,” ujar Dwi dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (7/8).
Mereka menilai partainya sudah bermain mata dan mulai dekat dengan bakal calon presiden (capres) Gerindra Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Turun dari Jabatan Gubernur Bali, Koster Fokus Menangkan Ganjar Pranowo
Padahal, sambung dia, pihaknya awalnya tertarik berjuang bersama PSI, karena parpol tersebut berdasarkan hasil Rembuk Rakyat yang diadakan pada Oktober 2022.
Yakni, menetapkan bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo sebagai kandidat presiden yang didukung di Pilpres 2024.
Namun, lanjut Dwi, belum sampai menunaikan amanah organisasi, PSI dinilainya sudah main mata dengan Prabowo Subianto.
"Kehadiran Prabowo ke DPP PSI yang disambut hangat buat saya sudah mencederai semangat dan pandangan perjuangan saya selama ini,” ujar pendiri dan presidium pertama FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) dan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada akhir tahun '90-an itu.
Adapun Dwi sekarang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ganjarian Spartan, sedangkan Egha sebagai Wakil Ketua Umum di organisasi tersebut.
Sebelumnya, pada Sabtu (5/8), Eks Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli mengungkapkan bahwa dirinya telah keluar dari partai tersebut dan menyatakan ingin fokus mengabdi sebagai Ketua Umum Ganjarian Spartan.
“Iya, betul (resmi keluar PSI per hari ini). Saya fokus sebagai Ketua Umum Ganjarian Spartan,” kata Guntur dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat.
Sementara itu, dalam siaran persnya, Guntur mengatakan alasan dirinya keluar karena adanya sinyal kedekatan antara PSI dan bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Guntur mengaku tidak pernah diberi tahu atau diberi penjelasan oleh pengurus PSI terkait kehadiran Prabowo di DPP PSI, Rabu (2/8).
Dia mengatakan hanya bisa membaca dan menonton di media massa bahwa Prabowo terlihat mulai memiliki kedekatan dengan PSI.
"Alasan yang sebenarnya saya akhirnya memutuskan keluar dari PSI adalah kehadiran Prabowo di DPP PSI dan 'tondo-tondo' koalisi PSI dengan Prabowo itu tanpa dibuka terlebih dahulu ruang diskusi dan perdebatan karena terkait nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang sama-sama kita perjuangkan selama ini,” kata dia.
Adapun putusan keluar itu, kata Guntur, merupakan hal yang berat karena relasi yang sudah terjalin antara dirinya dan kader PSI lainnya.
Dia juga mengatakan bahwa PSI merupakan rumah politiknya.
Guntur menjelaskan dirinya tidak sedang melancarkan politik kebencian pada Prabowo.
Dia mengaku menghormati Ketua Umum Partai Gerindra itu sebagai sosok tokoh politik sekaligus sebagai Menteri Pertahanan di kabinet pemerintah Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut, Guntur meyakini Ganjar Pranowo layak menjadi penerus Joko Widodo.
Menurutnya, Ganjar Pranowo memiliki persamaan ideologi dan gaya kepemimpinan dengan Presiden ke-7 RI tersebut. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tantang Parpolnya Sambut Prabowo, Sejumlah Kader PSI Susul Guntur Romli Undur Diri
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang