jpnn.com, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 1 di Pilpres 2024 Muhaimin Iskandar menanggapi sejumlah civitas akademika universitas yang menyampaikan keprihatinan soal dinamika perpolitikan saat ini.
Tercatat, sudah ada tiga civitas akademika yang menyatakan keprihatinan tersebut, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Islam Indonesia (UII).
BACA JUGA: Kompol Prabowo Imbau Masyarakat Jangan Golput Saat Pilpres 2024
Menurut Cak Imin, penyampaikan keprihatinan dari pihak universitas itu sebagai tanda atau lampu merah kepada pemerintah terkait dunia politik.
"Kalau sudah kampus bicara, kalau sudah ilmuwan dan para profesional bicara artinya lampu merah," ucap Cak Imin di Banten, Jumat (2/1).
BACA JUGA: Prabowo, Gibran, dan Cak Imin Seharusnya Ikuti Langkah Mahfud Kalau Punya Etika
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan petisi dari universitas harus dievaluasi bersama.
Cak Imin bahkan menyinggung terkait revolusi seperti tahun 1998 karena para civitas akademika sudah bersuara.
BACA JUGA: Anies-Cak Imin dapat Panggilan Lora dari Ulama dan Nyai se-Madura, Ini Maknanya
"Tidak boleh kita gegabah mengabaikan, karena kalau tidak, bisa terulang revolusi (reformasi, red) 98," kata dia.
Sebelumnya, civitas akademika dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan keprihatinannya soal dinamika perpolitikan saat ini.
Guru besar, dosen dan mahasiswa UGM membacakan petisi Bulaksumur pada Rabu (31/1).
Prof Koentjoro mewakili civitas academica UGM membacakan petisi Bulaksumur dengan mata yang berkaca-kaca.
Isi petisi Bulaksumur menyebut begitu prihatin dengan penyelenggara negara yang menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial.
"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar UGM," kata Prof Koentjoro.
Mereka menginginkan Jokowi agar berpegang pada jati diri UGM yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan turut memperkuat demokratisasi.
Selain UGM, civitas akademika UI juga menyampaikan sejumlah keresahan serta keprihatinan atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo menuturkan lima tahun terakhir, utamanya menjelang Pemilu 2024, pihaknya kembali terpanggil untuk menabuh genderang membangkitkan asa dan memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak.
"Negeri kami tampak kehilangan kemudi akibat kecurangan dalam perebutan kuasa, nihil etika, menggerus keluhuran budaya serta kesejatian bangsa," ucap Profesor Harkristuti, Jumat (2/2).
Menurut Profesor Harkristuti, Civitas Akademika UI merasa prihatin atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi di Indoesia.(mcr4/jpnn)
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi