jpnn.com - MATARAM - Sejumlah kontraktor di Nusa Tenggara Barat menyambangi pendopo kantor Gubernur NTB Zulkieflimansyah pada Rabu (3/5) siang.
Kedatangan mereka dengan tujuan menggembok dan memasang garis polisi di mobil dinas Zulkieflimansyah.
BACA JUGA: Hidup Mencekam Selama Perang Sudan, Mahasiswa NTB Pulang Langsung Peluk Erat Ibunda
Mereka berang karena Pemerintah Provinsi NTB tak kunjung membayar utang anggaran proyek.
Salah satu kontraktor bernama Ahmad Amrullah.
BACA JUGA: Sejumlah Atlet Tuding Gubernur NTB Pemberi Harapan Palsu
Dia membawa garis polisi dan gembok untuk menyegel mobil dinas Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Hanya saja, saat itu Amrullah tak menemukan mobil dinas Zulkieflimansyah di parkiran pendopo.
BACA JUGA: PDIP NTB Perintahkan Kader Solid Memenangkan Ganjar Pranowo
Dia dan kawan-kawan kemudian mencari mobil tersebut ke kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
"Saya mau gembok dan segel mobil dinas gubernur. Giliran proyek selesai dan belum dia bayar, kok kontraktor saja yang disalahkan," kata Amrullah, Rabu siang.
Amrullah menerangkan dia bersama sejumlah kontraktor telah mengingatkan Zulkieflimansyah agar segera membayar utang pada mereka.
Apalagi, lanjut Amrullah, para kontraktor itu telah menyelesaikan proyek Pemprov NTB.
"Event-event internasional saja yang diurus, tapi soal kewajiban membayar utang ke kontraktor ini diam," kesalnya.
Menurut Amrullah, hingga hari ini belum ada kepastian jadwal pembayaran utang oleh Pemprov NTB.
"Pemprov NTB ini terlalu banyak utang, banyak janji, dan kontraktor saja yang dizalimi," cetusnya.
Utang Pemprov NTB kepada kontraktor yang belum terbayarkan hingga Maret 2023 mencapai Rp 260 miliar.
Dia pun menantang Pemprov NTB untuk mendatangi Aparat Penegak Hukum (APH) sebagai pihak ketiga agar jelas duduk perkaranya.
"Supaya jelas benar dan salahnya. Kami kerja dengan kontrak dan perjanjian, ndak bisa kami saja yang disalahkan," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah tidak menampik belum bisa menyelesaikan utang ke rekanan atas program 2022 yang masih mencapai ratusan miliar tersebut.
Gubernur NTB menilai utang tersebut timbul dikarenakan kebiasaan kontraktor yang mengerjakan proyek, pafahal belum ada kejelasan alokasi anggaran untuk proyek tersebut.
“Ini jadi pelajaran. Kontraktor senang mengerjakan apa-apa padahal dananya belum keluar. Akhirnya minjam dulu, nalangain dulu,” sindir gubernur.
Zulkieflimansyah pun berjanji akan melunasi utang tersebut paling lambat Juni 2023.
“Kita kebiasaan sering mengerjakan apa-apa lebih dahulu,” sambung Gubernur NTB Zulkieflimansyah. (mcr38/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Edi Suryansyah