jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah parpol berkunjung ke Partai Golkar, di antaranya Nasdem, PKS dan berikutnya PKB.
Pengamat Politik Citra Institute Yusak Farchan mengatakan Partai Golkar menarik dikunjungi partai politik lain karena berpengalaman.
BACA JUGA: Elite Golkar dan PKS Berkomitmen Mengawal Pemilu 2024 Tepat Waktu
“Sebagai partai papan atas, Golkar tentu sarat pengalaman sehingga menjadi sentrum bagi partai lain untuk bertukar pikiran dalam merajut visi kebangsaan ke depan,” tegas Yusak, Kamis (9/2).
Selain itu, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto, komunikasi politiknya menjadi lebih baik.
BACA JUGA: Sambut Kunjungan PKS, Waketum Golkar: Rumah Kami Adalah Rumah Indonesia
“Banyaknya kunjungan ke Partai Golkar juga menandai keluwesan Pak Airlangga dalam membangun komunikasi politik dengan parpol lain. Contohnya, inisiasi Golkar menolak sistem proporsional tertutup bersama tujuh partai lain, menunjukkan kemampuan Golkar,” kata Yusak.
Dia mengatakan beberapa waktu lalu Airlangga menjadi inisiator delapan parpol yang menolak sistem pemilu proporsional tertutup.
BACA JUGA: Airlangga Primadona KIB, Paling Pantas Jadi Capres
“Tentu ini sangat positif bagi upaya rekonsolidasi demokrasi di Indonesia,“ ujar Yusak.
Saat ini Golkar bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Meski begitu, Golkar tetap membuka komunikasi dengan partai-partai lain.
Kunjungan parpol ke Golkar untuk menjalin silaturahmi politik dan menjaga situasi nasional tetap kondusif.
“Golkar sangat luwes dalam membangun komunikasi politiknya bersama poros-poros koalisi lain yang ada. Tentu ini menjadi energi positif untuk menghindari adanya ketegangan dan turbulensi atas blok-blok politik yang ada,“ tegas Yusak.
Golkar dikabarkan akan kedatangan tamu dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sebelumnya, Golkar juga menerima kunjungan dari rombongan dari elite Nasdem dan PKS. Golkar dan PKB pun dikabarkan tengah menyusun rencana pertemuan.
Peneliti senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Firman Noor menilai silaturahmi yang belakangan terjadi antara elite partai politik (parpol) merupakan upaya untuk mengonsoliasikan kekondusifan situasi menjelang Pemilu 2024.
“Saya kira masih berkaitan dengan kepentingan elite-elite untuk mengondisikan situasi agar lebih kondusif,” terangnya.
Pertemuan itu bisa dilihat sebagai upaya konsolidasi untuk melaksanakan jadwal pemilu sesuai ketentuan dan dukungan pada sistem pemilu proporsinal terbuka.
"Tidak ada sesuatu yang menyimpang dari kepentingan mereka pada umumnya, untuk menjalankan pemilu dengan proporsional terbuka, terus tetap terjadinya pemilu (sesuai jadwal). Itu saya kira agenda untuk terus terkonsolidasikan. Karena tetap ada kekuatan-kekuatan yang tidak menginginkan itu," ungkapnya.
Pendekatan
Menurut Firman, pertemuan parpol itu juga mungkin membawa agenda untuk melakukan pendekatan. Akan terjadi upaya saling menarik parpol untuk bergabung dalam suatu koalisi.
“Ada ajakan yang sifatnya cukup serius. Ada yang mungkin sekadar basa-basi. Tapi komunikasi akan selalu dibangun," tegasnya.
Tidak hanya Golkar, Firman menilai partai lain cukup aktif dalam membangun silaturahmi.
"Saya kira semuanya cukup aktif, tidak hanya Golkar," tuturnya.
Menurut Firman, masing-masing partai ingin membangun dan memperbesar pengaruh dan kekuatan politik.
“Ya, Golkar tentu saja mencoba untuk membangun sebuah kekuatan politik yang lebih besar. Itu saya kira wajar, seperti keinginan pada umumnya partai," ujarnya.
Kendati demikian, Firman menyebut parpol harus mampu membangun komunikasi politik yang apik karena beberapa partai telah terikat komitmen dengan koalisi.
"Cuma kan di situ menariknya, karena sebagian partai kan sudah terikat komitmen, sebagian belum. Ini memang harus pintar-pintarnya bagaimana komunikasi itu dibangun. Jangan juga koalisi yang sudah di depan mata malah hilang. Itu harus dipertimbangkan," pungkas Firman.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari