jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah tokoh pemuda mendeklarasikan gerakan gagasan demi Pemilu 2024 yang lebih substantif.
Deklarasi itu bertajuk ‘Deklarasi Cinta: Pemuda dan Perubahan’ dilakukan di Jakarta, Rabu (15/2).
BACA JUGA: Pemilu Makin Dekat, Partai Garuda: Jangan Membuat Narasi yang Menyesatkan
Koordinator Gagasan, Michael Victor Sianipar menyatakan dalam berbagai survei, diperkirakan bahwa Generasi Z dan Milenial yang berada di rentang usia 17-39 tahun akan mendominasi pemberian suara di Pemilu 2024.
Atas dasar itu, pemuda perlu memiliki peran yang strategis dalam peta politik 2024.
BACA JUGA: Muhamad Mardiono Pastikan PPP Siap Ikuti Pemilu 2024
Dia juga menyebutkan pentingnya ada wadah untuk pemuda bisa mengutarakan gagasannya dan menuntut juga gagasan dari para calon pemimpin.
Michael menegaskan para pemuda yang hadir dalam deklarasi itu sepakat jika politik Indonesia harus "naik kelas" dengan gagasan yang baru.
BACA JUGA: Kepala PPPTK Ungkap Ada Pencucian Uang Hasil Tambang yang Mengalir ke Pemilu
"Kami tidak ingin pemilu hanya jadi ajang gimmick, hanya hiruk-pikuk, dan pemuda hanya jadi penonton atau lebih parah lagi hanya sekedar jadi alat. Kami mau dengar dan kritisi gagasan para calon pemimpin. Kami juga mau gagasan kami didengar dan dijalankan. Pemuda harus jadi bagian aktif dari perubahan dan kemajuan bangsa," terang Michael.
Turut hadir sebagai pembicara dalam diskusi, konten kreator Jovial Da Lopez menyampaikan pentingnya pemuda terlibat dalam proses politik.
Menurutnya, sebagai pemegang saham terbesar dari segi jumlah suara dan yang akan mewarisi masa depan, pemuda harus berani mengambil peran besar dalam proses pengambilan keputusan bangsa.
"Kami punya suara yang harus digunakan di 2024 ini. Baik dalam memilih calon pemimpin terbaik maupun dalam memunculkan pemimpin dari kalangan pemuda itu sendiri," kata Jovial.
Togi Pangaribuan yang hadir sebagai pembicara dari kalangan advokat dan akademisi menyebutkan pemuda harus bijak menentukan pilihan nantinya.
Menurut dia, pemuda harus bisa menyikapi banjirnya informasi dan perkembangan teknologi untuk menghindari perpecahan dan pemuda hanya sebagai komoditas politik.
"Pilihan politik harus diambil melalui pertimbangan yang obyektif dan putusan yang informed. Perbedaan pilihan politik itu biasa asal tetap mengedepankan persatuan,” ucap Togi.
Acara itu sendiri ditutup dengan pengucapan deklarasi Gagasan yang dibacakan oleh Aida Mardatillah, Musthofa Faruq, Osco Olfriady Letunggamu, Sabrina Malik, dan Togi Pangaribuan.
Acara itu juga dihadiri oleh anggota DPR RI Komisi XI Puteri Komaruddin dan CEO Asumsi Pangeran Siahaan.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra