jpnn.com, JAKARTA - Survei terbaru yang memperlihatkan keunggulan pasangan capres dan cawapres Jokowi - Ma'ruf Amin atas Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, direspons biasa saja oleh Ketua DPP Gerindra Moh Nizar Zahro.
Diketahui, survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis pada Minggu (7/10), menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berdasarkan survei pada 7-24 September 2018, berada di angka 60,4 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi hanya 29,8 persen. Sebanyak 9,8 persen responden tidak menjawab.
BACA JUGA: Elektabilitas Jokowi-Maruf 60,4% tapi Pilpres 6 Bulan Lagi
"Lembaga-lembaga survei belum jera juga. Fakta membuktikan, survei di Pigub Jakarta, Jabar dan Jateng, meleset jauh dari hasil Pilkada," kata Nizar kepada JPNN, Senin (8/10).
Sayangnya, kata politikus Senayan ini, meskipun survei telah merugikan konstestan Pilkada tapi tidak ada permintaan maaf dari penyelenggara survei. Lembaga survei sibuk berapology dan berlindung di balik dinamika masyarakat yang cepat.
BACA JUGA: Relawan Pinggiran JIKA Siap Memenangkan Jokowi Dua Periode
"Menyimak rekam jejak lembaga-lembaga survei yang sering meleset, maka tidak perlu serius-serius amat menanggapi rilis survei. Sekalian saja bikin survei elektabilitas Jokowi 100 persen," lanjut Nizar.
Namun demikian, tambahnya, hasil survei SMRC tersebut akan direkam dan dicatat. Bila nanti berbeda jauh dengan hasil pemungutan suara 17 April 2019, maka tidak menutup kemungkinan lembaga survey tersebut ditinggalkan konsumen.
BACA JUGA: Kiai se-Indonesia Pastikan Jokowi Menang 70 Persen
"Bisa disimpulkan, survei yang dirilis SMRC kurang melihat fakta di lapangan. Padahal setiap berkunjung ke lapangan Prabowo - Sandi selalu dihadiri ribuan rakyat," tandas politikus asal Madura ini. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Doa Para Habib & Ulama agar Kiai Maruf Satukan Anak Negeri
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam