Sekarang Impor Susah, Pemerintah Harus Mulai Berpikir Swasembada Daging

Jumat, 10 April 2020 – 13:48 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas FPKS DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin menyarankan kepada pemerintah melalui Bulog agar memulai segala kekuatan, sumber daya keuangan maupun sarana-prasarana untuk memenuhi kebutuhan daging dari dalam negeri atau swasembada daging.

“Saat ini kan Bulog mengalami kesulitan impor daging kerbau dari India karena negara tersebut sedang melakukan lockdown akibat wabah covid-19. Ini jangan dilihat sebagai halangan. Mesti dijadikan tantangan negara kita untuk merdeka dari impor daging dengan memenuhi kebutuhan dari dalam negeri," ujar Akmal kepada wartawan, Jumat (10/4).

BACA JUGA: Politikus PKS: Swasembada Bawang Putih Makin Tidak Jelas

Politikus PKS ini menambahkan meski negara kita akan menghadapi kekurangan beberapa hal terkait pemenuhan kebutuhan daging, namun secara jangka panjang, kita akan memiliki ketahanan dan kekuatan terhadap stock dari dalam sehingga meminimalisasi pemenuhan stock dari luar negeri.

“Sudah sebuah kewajaran kita mengawali sesuatu yang baik, babak belur di awal, di akhir tinggal menikmati hasilnya yang juga dirasakan oleh rakyat banyak bangsa ini," katanya.

BACA JUGA: Kementan Optimistis Wujudkan Swasembada Daging

Akmal menjelaskan, pada tahun 2019 akhir, Pemerintah kembali membuka keran impor daging kerbau dari India pada 2020 sebanyak 60 ribu ton. Impor ini untuk program stabilisasi harga. Pemerintah melalui rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya telah memutuskan kuota impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton untuk tahun 2019.

Pada Januari 2020, lanjutnya, rencana untuk mengimpor daging kerbau telah diajukan. Pembahasan perkara impor daging kerbau ini diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

BACA JUGA: Andi Akmal DPR Sentil Pemerintah Terkait Polemik Impor Buah

Menurut Akmal, Kementeraian Koordinator Perekonomian beserta seluruh Institusi Ratas bidang pangan mesti berpikir tidak menyalahkan terlambatnya izin keluar impor daging kerbau sebanyak 100.000 ton. Tetapi sekarang mesti berbikir, pemenuhan berasal dari peternak-peternak nusantara.

Bila terjadi kekurangan pasokan di ibu kota, saya yakin masyarakat akan memahami situasi sekarang. Yang paling penting bagaimana rencana strategis pemenuhan daging dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan nasional," saran Akmal.

Legislator asal Sulawesi Salatan II ini mengatakan kebutuhan akan daging, selain dari sapi dan kerbau, daging ayam juga dapat sebagai pengganti dalam keadaan mendesak seperti saat ini.

Kini, dampak ekonomi akibat corona (COVID-19), menjadi pukulan bagi para peternak ayam yang ada di Jawa Barat. Pasalnya, hasil panen ayam melimpah sedangkan permintaan berkurang sehingga harga jual ayam dari kandang merosot tajam.

Harga ayam dari kandang per tanggal 3 April 2020 berkisar antara Rp 5.500-Rp 8.000 per kilogram di wilayah Pulau Jawa (Sumber data: Pinsar)

Anggota DPR ini memberikan saran kepada bulog, agar konsentrasinya dapat dialihkan lebih banyak pada mengatasi permasalahan peternak ayam yang sangat terpukul akibat ancaman peternak rakyat menghadapi gulung tikar yang akan diikuti gelombang PHK secara besar, diperkirakan mencapai 12 juta karyawan.

"Saya harap Bulog, Kementerian Pertanian, Kementeraian Perdagangan dan Menko Perekonomian dapat hadir pada solusi-solusi yang langsung pada keluarga rakyat Indonesia. Tidak dapatnya impor daging dari luar negeri ini harus mampu diubah menjadi kesempatan membesarkan peternak local," kata Andi Akmal.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler