Adalah Muhammad Saputra (20), harus menjalani rawat intensif di RSU Langsa. Ketika ditemui Metro Aceh (Grup JPNN) di ruang instalasi gawat darurat (IGD), bagian belakang tubuh pemuda ini tampak diperban. Ia pun mengaku nyaris tewas akibat diparang keluarga Wak Seh, bersama istri dan anaknya.
Awal kejadian bermula ketika dirinya sekira pukul 14.00 WIB, mendatangi rumah Tami, sesama warga di Lorong Kupula, Gampong Teungoh. Tujuannya untuk menanyakan perihal topi yang hilang, belakangan diketahui diambil Tami.
"Topi saya sudah hilang beberapa minggu lalu. Tapi kemarin saya lihat sudah ada sama Tami, maka saya datangi rumahnya untuk minta dipulangkan. Tapi dia (Tami-red) bilang sudah digadaikan ke orang lain seharga Rp5 ribu. Karena geram, akhirnya saya ribut dengan dia hingga ibunya keluar dan memarahi anaknya. Lantaran orang tua sudah ikut campur, saya pun minta maaf," terang Muhammad.
Namun tanpa diduga saat keributan itu, tiba-tiba keluar keluarga tetangga Tami, yaitu Wak Seh. Ia malah ikut-ikutan memarahi Muhammad. Pasalnya, sudah bikin onar dan ribut-ribut di depan rumah mereka. Bahkan istri Wak Seh turut nimbrung, mengambil kayu dan memukul korban.
"Karena mendapat serangan, saya melawan untuk membela diri. Malah Wak Seh (pelaku) bersama istri dan anaknya telah mengeroyok saya. Luka gores dipunggung diketahui ketika merasa sakit, ternyata ada bekas bacokan senjata tajam," beber Muhammad.
Perkelahian tak seimbang itu akhirnya terhenti pasca datang warga sekitar melerai. Selanjutnya usai berobat ke rumah sakit, ia buru-buru melapor ke Polres Langsa.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Langsa, Iptu. Firdaus kepada Metro Aceh dalam konfirmasinya membenarkan, pihaknya telah menerima laporan penganiayaan.
"Benar kita telah menerima pengaduan. Sedang kita kembangkan, pelakunya didudga Budiman Ismail (65) warga Gampong Teungoh, Langsa Kota juga telah kita amankan untuk proses hokum," tandas Firdaus. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Dikeroyok Tukang Parkir
Redaktur : Tim Redaksi