jpnn.com, PACITAN - Sudah ada 39 ekor kambing milik Warga Desa Cokrokembang, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Jatim, mati mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
Lokasi tempat ditemukannya kambing-kambing tersebut terpisah.
BACA JUGA: Misterius! Giliran di Bogor, 30 Korban Jantungnya Hilang
Dinas Pertanian (Disperta) Pemkab Pacitan masih belum bisa memastikan penyebab matinya puluhan kambing tersebut. Kemarin mereka baru melakukan penelitian di lapangan.
‘’Kami tidak tahu penyebabnya. Yang jelas, semua mati mendadak,’’ ujar Sekdes Cokrokembang, Hemi Triasmoro, kemarin.
BACA JUGA: Misterius, Dibantai hingga Bersimbah Darah, Jantungnya Diambil
Hemi menuturkan, kambing yang mati mendadak itu kali pertama ditemukan warga saat pertengahan bulan Ramadan, atau pertengahan Juni lalu.
Awalnya, hanya satu yang ditemukan mati mendadak. Sejak saat itu, jumlah terus bertambah.
BACA JUGA: Rama Aipama Cs Ditangkap Polisi Gara-Gara Mencuri Kambing
Kondisinya pun sama. Yakni, mati mendadak tanpa sebab yang jelas. Hingga kemarin, sudah ada 39 ekor kambing yang mati milik 24 peternak di empat dusun.
Yakni, Dusun Cerbon, Prancak, Mbarak, dan Kwangen. ‘’Karena saking banyaknya, warga khawatir disebabkan penyakit atau virus,’’ terangnya.
Sayangnya, karena minim pengetahuan, kambing-kambing yang mati mencurigakan itu malah dikonsumsi warga.
Menurut Hemi, pada beberapa kambing yang disembelih itu, ada yang organ-organnya dalam kondisi membusuk.
Lantaran sudah terlanjur dikonsumsi warga desa, Hemi khawatir jika daging itu sebenarnya tidak layak konsumsi.
Dia pun melaporkan kejadian tersebut ke Disperta. Kemarin, mereka melakukan penelitian di Cokrokembang.
‘’Warga kesulitan mengetahui ciri-ciri fisik suatu penyakit atau virus saat puluhan kambing itu tewas. Kami harap dapat segera diketahui oleh Disperta,’’ ujarnya.
Sementara, Kepala Disperta Pamuji menuturkan, pihaknya belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab mati mendadaknya puluhan kambing ternak milik warga Cokrokembang. Sebab, penelitian di lapangan masih harus di uji lab terlebih dahulu.
Namun, jika dilihat dari rentang waktu kematian puluhan kambing tersebut, selalu ada kemungkinan disebabkan oleh jenis penyakit atau virus tertentu. Salah satunya antraks.
Tetapi jika kematian itu terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan, Pamuji menduga disebabkan karena keracunan makanan.
‘’Masih harus dibuktikan di lab. Kalau waktunya bersamaan, bisa jadi karena keracunan,’’ terangnya.
Namun, menurut Pamuji, wilayah Cokrokembang atau Ngadirojo umumnya, tidak tergolong wilayah suspect antraks.
Kendati belum diketahui pasti apa penyebabnya, Pamuji mengimbau para peternak untuk lebih memperhatikan kesehatan hewan ternaknya.
Baik dari makanan yang dikonsumsi, sampai kondisi lingkungan di sekitar kandang. Jika memang ada temuan paparan penyakit atau virus tertentu, peternak diminta untuk aktif melaporkan hal tersebut kepada Disperta.
‘’Cuaca yang mudah berubah drastis ini juga bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan hewan ternak. Kami minta peternak lebih memperhatikan kesehatan hewan ternaknya. Bahkan, jangan segan melapor jika ada temuan mencurigakan,’’ kata Pamuji. (naz/rif)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersama Kambing Betina, Dua Pemuda Digelandang Polisi
Redaktur & Reporter : Soetomo