Sekelompok Pemuda Berbaju Hitam Mondar-Mandir saat Ganjar Datang, Siapa Mereka?

Kamis, 22 Juli 2021 – 06:05 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo mendapat kaus dari Covid Rangers. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, REMBANG - Ada yang menarik dalam kegiatan Rembug Desa di Pendapa Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Rabu (21/7).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapati sekelompok pemuda berkaus hitam terlihat berlalu lalang di lokasi acara.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Siti Fadilah Sebut Berita Ini Memalukan, Jokowi Kecewa, Luhut Langsung Beri Perintah Khusus

Ganjar tampak penasaran dengan kaus yang dipakai oleh para pemuda itu, karena tertulis 'Covid Rangers' dengan desain gambar yang menarik.

Setelah tanya ke Bupati Rembang, Abdul Hafidz, Ganjar mendapat informasi bahwa para pemuda itu adalah sukarelawan yang membantu pasien Covid-19. Mereka adalah para penyintas yang telah sembuh dari isolasi.

BACA JUGA: Para Kades Curhat pada Pak Ganjar, Minta Aturan PPKM Dilonggarkan

"Sini mas, katanya kamu adalah Covid Rangers, itu apa ? Coba sini ceritakan, ini mumpung saya live di Instagram dan YouTube dan disaksikan banyak orang," ajak Ganjar.

Miftah Solihin, penggagas relawan Covid Rangers pun maju ke depan mewakili teman-temannya. Kepada Ganjar, Miftah menceritakan awal mula komunitas sukarelawan itu terbentuk.

BACA JUGA: Ganjar: Tolong Pakai Masker, Cari Rumah Sakit Sekarang Susah

"Dulu saya penyintas Pak, istri dan kedua orang tua saya juga penyintas. Selama kami dirawat itu, kami benar-benar merasakan bahwa pasien tidak hanya berjuang melawan penyakitnya, tetapi juga melawan stigmatisasi di masyarakat," kata Miftah.

Awalnya Miftah bingung bagaimana cara mengedukasi masyarakat sekaligus menyemangati keluarganya yang sedang positif.

Namun, setelah adik iparnya yang seorang jurnalis positif Covid-19, Miftah mendapatkan ide yang brilian.

"Adik ipar saya itu waktu keluar rumah sakit, mengenakan kaus bertuliskan Pernah Positif. Itu sikap yang sangat positif, tidak takut di-bully. Setelah difoto dan di-posting di media sosial, ternyata banyak orang yang mendukung dan banyak penyintas yang pesan kaus untuk kampanye melawan stigmatisasi itu," jelasnya.

Dari berjualan kaus itu, keuntungannya disisihkan untuk membantu pasien Covid-19 baik yang di rawat di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Segala kebutuhannya dipenuhi, dengan estimasi budget per pasien Rp120.000. Mereka yang positif Covid-19 dicari kontaknya, dihubungi, diberikan semangat, motivasi dan juga dipenuhi keinginannya dengan uang itu.

"Jadi kami belikan kebutuhannya. Ada yang pengen sate ya kami belikan sate. Ada yang butuh pembalut, kami belikan. Intinya tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan, yang paling penting adalah menguatkan pasien agar merasa tidak sendiri," jelasnya.

Awalnya gerakan itu hanya kecil. Namun, ternyata, para pasien Covid-19 yang pernah dibantu, setelah sembuh ikut berdonasi dan bahkan mau jadi anggota relawan.

Akhirnya, donasi yang terkumpul dan sukarelawan yang bergabung cukup banyak.

"Total saat ini ada 25 relawan Covid Rangers. Setiap hari kami mengecek ada berapa pasien Covid-19, mereka butuh apa, dan lainnya. Kami juga aktif mengedukasi masyarakat agar tidak mengucilkan penyintas," terangnya.

Miftah berharap, Covid Rangers di Rembang semakin berkembang dan memberikan manfaat. Ia juga berharap, Covid Rangers bisa menginisiasi daerah lain untuk bergerak.

Selain dari donasi, Miftah juga mengatakan penjualan kaus terus meningkat sehingga, sebagian keuntungan yang disumbangkan untuk pasien Covid-19 semakin banyak.

Dalam kesempatan itu, Miftah juga memberikan kaus pada Ganjar. Dua kaus dia berikan, dan dibeli Ganjar melebihi harga biasanya. Ganjar mengapresiasi gerakan relawan Covid Rangers dari Rembang ini.

"Ini keren. Luar biasa. Ceritanya menarik, bagaimana kekuatan masyarakat dalam menghadapi Covid-19 yang luar biasa," katanya.

Ganjar berharap kekuatan-kekuatan semacam ini bisa terus tumbuh dan berkembang di masyarakat. Karena dengan kekuatan bersama, penanganan pandemi bisa berjalan dengan baik.

"Saya berharap gerakan semacam ini bisa muncul di mana-mana. Ini contoh baik, dan layak diapresiasi," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler