jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menilai, Setya Novanto tidak cukup hanya mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR. Namun secara terbuka perlu menyatakan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.
Pasalnya, drama yang mengemuka dalam sebulan terakhir benar-benar menguras energi masyarakat. Bahkan hampir di semua bagian di negeri ini, pembicaraan selalu terkait dugaan pelanggaran etik Setya Novanto sebagai ketua DPR yang disebut-sebut mencatut nama Presiden Joko Widodo hanya untuk kepentingan pribadi. Sehingga kemudian menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga DPR.
BACA JUGA: Mbak Puan Akui Revolusi Mental Bukan Solusi Instan
"Tentu yang paling bijak sesuai kearifan lokal dan nilai timur (Setya Novanto meminta maaf,red). Kami hormati mundurnya SN. Penyampaian permintaan maaf akan sejukkan masyarakat, karena akan percaya lagi terhadap lembaga DPR," ujar Hinca, Rabu (16/12) malam.
Hinca menilai Setnov perlu meminta maaf, apalagi patut diduga pengunduran dirinya terkesan tidak ikhlas. Sebab suratnya baru disampaikan ke pimpinan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), saat terkesan akan 'kalah' dalam pengambilan keputusan sanksi apa yang patut dijatuhkan padanya.
BACA JUGA: Saatnya Papa Minta Saham Dibawa ke Ranah Hukum
"Pengunduran diri sangat dihromati. Tapi kayaknya itu enggak ikhlas. Tahu kalah baru mundur. Kalau diambil sebelum sidang (pembacaan putusan,red) akan baik dan menarik," ujarnya.
Secara khusus Hinca juga menyatakan, Partai Demokrat dalam sidang-sidang dugaan pelanggaran kode etik beberapa waktu belakangan, telah bekerja dengan baik.
BACA JUGA: Novanto Lengser, Ketua MKD : Alhamdullilah Akhirnya Happy Ending
"Poin kami, PD telah lakukan kerja politiknya dengan baik. Menerima dan rasakan perasaan masyarakat. Dari fakta persidangan, saudara SN memang sebaiknya tidak jadi ketua DPR. Karena melanggar etika," ujar Hinca. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Isyaratkan Tetapkan Dua Tersangka di Kasus Papa Minta Saham
Redaktur : Tim Redaksi