jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) Hery Haryanto Azumi menilai ada pihak-pihak yang sengaja membenturkan antarumat beragama.
Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu berkaca pada peristiwa penyerangan terhadap tokoh agama dalam beberapa waktu terakhir.
BACA JUGA: Jokowi Pastikan Tak Ada Tempat bagi Pelaku Intoleransi
Salah satunya adalah penyerangan terhadap tokoh NU yang juga pengasuh Ponpes Al-Hidayah Cicalengka KH Umar Basri pada 27 Januari lalu.
Saat itu, dia mengalami luka parah karena diserang orang tak dikenal.
BACA JUGA: Bupati Anas Prihatin dan Minta Maaf atas Tragedi di Sleman
Peristiwa yang sama juga menimpa Biksu Mulyanto Nurhalim beserta pengikutnya di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang, Banten.
BACA JUGA: Jemaat Gereja Diserang, PD: Jangan Terpancing Adu Domba
Komandan Brigade PP PERSIS HR. Prawoto juga menjadi korban kekerasan di Blok Sawah Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat.
Terbaru, aksi teror menimpa Romo Edmund Prier beserta para jemaat misa di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Jogjakarta, Minggu (11/2).
Menurut Hery, semua peristiwa itu terjadi tidak spontanitas. Akan tetapi, harus dilihat sebagai satu rangkaian peristiwa.
"Aksi penyerangan ini adalah rangkaian dari aksi-aksi sebelumnya. Semua aksi penyerangan itu hanya untuk membuat polarisasi atau pengelompokan," kata Hery, Senin (12/2).
Karena itu, Hery mengimbau semua elemen masyarakat agar tidak terprovokasi.
Sebaliknya, Hery berharap seluruh elemen bersatu melawan provokasi dan agitasi pihak yang ingin memecah belah bangsa.
"Saatnya semua elemen bersatu melawan provokasi. Harus diyakini perbedaan adalah sumber kekuatan nasional," tutur Hery.
Dia menuturkan, peristiwa memprihatinkan itu akan dijadikan topik pembahasan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I MDHW akhir bulan ini.
Rakernas tersebut akan dihadiri para ulama dari berbagai penjuru nusantara.
Hery berharap dari rakernas nanti ditemukan solusi atas banyaknya aksi intoleransi belakang ini.
Dia menambahkan, pihaknya menawarkan gagasan membangun orde nasional berbasis konsesus.
"Untuk membangun orde nasional, Indonesia sudah punya fondasinya. Tinggal memperkuat dan menjaganya," pungkas pria asal Trenggalek, Jawa Timur, itu. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gereja Bedog Diserang, Kapolda akan Kumpulkan Ormas di Jogja
Redaktur & Reporter : Ragil