Sekjen PDIP Minta Polisi Meniru Jenderal Hoegeng, bukan Parcok

Minggu, 01 Desember 2024 – 17:48 WIB
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Foto: Fathan

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan sangat sulit bagi Indonesia untuk memperbaiki demokrasi bila sistem bernegara itu dihancurkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Banyak hal yang harus dipertaruhkan untuk meletakkan kembali sistem demokrasi yang mapan bagi Indonesia seperti sedia kala.

Hal itu disampaikan Hasto dalam konferensi pers di Gedung DPP PDIP, Jakarta, Minggu (1/12).

BACA JUGA: Dilaporkan ke MKD, Anggota DPR Penyebar Isu Cawe-Cawe Parcok Harus Buktikan Ucapannya

Hadir juga dalam konferensi pers itu, antara lain Ketua DPP Ronny Talapessy, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Wabendum Yuke Yurike, Juru Bicara Partai Chico Hakim serta Aryo Seno Bagaskoro, dan Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) Hendra Gunawan.

Hasto mulanya menampilkan video seorang influencer pada akun Nas Daily di YouTube. Di sana, digambarkan bahwa demokrasi itu seperti pesawat di mana seluruh elemen harus utuh agar pesawat bisa selamat sampai tujuan.

BACA JUGA: Habiburokhman Cap Hoaks Informasi Cawe-Cawe Parcok Pas Pilkada

Hasto menyampaikan hal itu dengan mengaitkan fenomena demokrasi di ambang kehancuran melihat Pilkada Serentak 2024 yang praktiknya dihancurkan oleh Partai Cokelat (Parcok).

"PDI Perjuangan, di dalam Pilkada Serentak ini, ketika kami mempersoalkan tentang fenomena Partai Coklat, fenomena bagaimana Jokowi harus digerakan oleh ambisi-ambisi kekuasaan demi kepentingan keluarga dan pribadi, dan kemudian membuat suatu norma-norma baru sehingga Kepolisian Republik Indonesia yang seharusnya mengabdi kepada Merah Putih, loyal kepada Presiden Prabowo Subianto, di dalam praktik banyak disalahgunakan untuk kepentingan politik praktis," kata Hasto.

BACA JUGA: Anomali di Pilkada Banten, Airin Sudah Memenangkan Prabowo, Tetapi Dikerjai Parcok

"Karena itulah kami mengajak seluruh aparatur Kepolisian Republik Indonesia, mari kita jaga spirit Polri Merah Putih, kita jaga seluruh kekeladanan yang diberikan, seluruh kepercayaan rakyat-rakyat, mandat rakyat di dalam menegakkan keadilan dan ketertiban hukum," jelas Hasto.

Hasto menambahkan polisi sudah punya role model yang sangat jujur dan dicintai rakyat.

"Ada tampilan bagaimana Jenderal Hoegeng yang menjadi panutan, beliau bukan politisi, beliau polisi. Polisi Merah Putih, bukan Parcok," kata Hasto.

Politisi asal Yogyakarta ini menambahkan di beberapa wilayah fenomena Parcok itu digerakkan secara masif. Karena itu, Hasto mengimbau seluruh rakyat Indonesia agar menjaga kapal Republik Indonesia tidak hancur.

"Mari kita jaga kemerdekaan kita, kedaulatan kita, keberanian kita untuk berbicara, sehingga Republik Indonesia yang dipertaruhkan dengan susah payah oleh pendiri Republik dapat tegak kokoh berdiri," kata Hasto.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini mengingatkan suatu negara tanpa sistem hukum, suatu negara ketika sistem demokrasinya dimanipulasi, itu bagikan tubuh tanpa tulang. Semua menjadi tidak berdaya.

"Dan di tengah-tengah berbagai persoalan tersebut, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada seluruh civil society, kepada seluruh kaum pergerakan pro-demokrasi yang masih menjaga akal sehat, berani menegakan kebenaran di dalam menjaga bumi pertiwi ini," jelas Hasto.

Sementara itu, Deddy menambahkan Polri memiliki Tri Brata dan Catur Prasetya yang harus dipegang teguh oleh setiap anggota kepolisian. Dia menilai saat ini Polri jauh dari yang diharapkan masyarakat.

"Harusnya Polri mengayomi, melindungi, dan menjaga masyarakat," tegas Deddy. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parcok Cawe-Cawe di Pilkada, Deddy PDIP Serukan Copot Jenderal Listyo


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PDIP   Hasto   parcok   partai cokelat  

Terpopuler