DONGGALA – Seluruh siswa Kelas IX SMP se-Indonesia, akan menggelar Ujian Nasional (UN) dalam gedung sekolah, Senin (22/4). Namun kemungkinan akan berbeda dengan siswa di SMP Negeri 1 Tanantovea.
Dapat dipastikan, siswa di SMP Negeri 1 Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) bakal menggelar ujian nasional di tenda darurat yang didirikan di depan sekolah tersebut.
Hal ini terjadi karena belum selesainya masalah sengketa tanah antara Pemerintah Kabupaten Donggala dengan ahli waris pemilik tanah yang menyegel sekolah tersebut. Orangtua murid serta guru SMPN 1 Tanantovea, akhirnya bergotong-royong membuat tenda darurat di depan sekolah tersebut.
Kepala Desa Nupabomba, Fadlan mengungkapkan, warganya yang juga orangtua siswa kelas IX, berinisiatif untuk membangun tenda darurat agar bisa mengikuti UN pagi ini. Pihak orangtua siswa juga menolak upaya dari Pemerintah Kabupaten Donggala yang akan merelokasi para siswa di SDN 1 Tanantovea untuk melakukan UN.
“Karena tidak ada kejelasan tentang SMPN 1 Tanantovea, maka guru dan wali murid membangun tenda darurat untuk tempat pelaksanaan ujian nasional,” ujar Fadlan.
Permasalahan sengketa lahan antara pihak ahli waris dan pemerintah Kabupaten Donggala ini, kata Fadlan, sudah cukup berlarut-larut. Dia selaku pihak pemerintah desa, sudah berupaya menjembatani persoalan ini. Namun dirinya mengaku tidak bisa diselesaikan hanya di tingkat desa, tanpa ada tindak lanjut dari Pemerintah Kabupaten Donggala. “Ini sebenarnya masalah kecil jika pejabat yang terkait bisa tegas menyelesaikan masalah ini,” terangnya.
Dia juga mengkhawatirkan psikologis murid-murid di sekolah tersebut, yang selama ini menuntut ilmu di tempat tersebut, harus menumpang di sekolah lain. Terlebih bagi murid kelas XI yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian nasional.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kabupaten Donggala, Haspinah mengatakan jika pihaknya berusaha terlebih dahulu melakukan mediasi terkait persoalan kepemilikan lahan ini, dan melaporkan hasil dari pertemuan tersebut kepada pemerintah daerah. Terkait pelaksanaan UN di sekolah tersebut, dia optimistis akan tetap berjalan.
“UN bisa tetap berjalan, nanti kita akan gunakan sekolah dasar yang tidak jauh dari sekolah ini,” kata Haspinah beberapa waktu lalu.(agg)
Dapat dipastikan, siswa di SMP Negeri 1 Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) bakal menggelar ujian nasional di tenda darurat yang didirikan di depan sekolah tersebut.
Hal ini terjadi karena belum selesainya masalah sengketa tanah antara Pemerintah Kabupaten Donggala dengan ahli waris pemilik tanah yang menyegel sekolah tersebut. Orangtua murid serta guru SMPN 1 Tanantovea, akhirnya bergotong-royong membuat tenda darurat di depan sekolah tersebut.
Kepala Desa Nupabomba, Fadlan mengungkapkan, warganya yang juga orangtua siswa kelas IX, berinisiatif untuk membangun tenda darurat agar bisa mengikuti UN pagi ini. Pihak orangtua siswa juga menolak upaya dari Pemerintah Kabupaten Donggala yang akan merelokasi para siswa di SDN 1 Tanantovea untuk melakukan UN.
“Karena tidak ada kejelasan tentang SMPN 1 Tanantovea, maka guru dan wali murid membangun tenda darurat untuk tempat pelaksanaan ujian nasional,” ujar Fadlan.
Permasalahan sengketa lahan antara pihak ahli waris dan pemerintah Kabupaten Donggala ini, kata Fadlan, sudah cukup berlarut-larut. Dia selaku pihak pemerintah desa, sudah berupaya menjembatani persoalan ini. Namun dirinya mengaku tidak bisa diselesaikan hanya di tingkat desa, tanpa ada tindak lanjut dari Pemerintah Kabupaten Donggala. “Ini sebenarnya masalah kecil jika pejabat yang terkait bisa tegas menyelesaikan masalah ini,” terangnya.
Dia juga mengkhawatirkan psikologis murid-murid di sekolah tersebut, yang selama ini menuntut ilmu di tempat tersebut, harus menumpang di sekolah lain. Terlebih bagi murid kelas XI yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian nasional.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kabupaten Donggala, Haspinah mengatakan jika pihaknya berusaha terlebih dahulu melakukan mediasi terkait persoalan kepemilikan lahan ini, dan melaporkan hasil dari pertemuan tersebut kepada pemerintah daerah. Terkait pelaksanaan UN di sekolah tersebut, dia optimistis akan tetap berjalan.
“UN bisa tetap berjalan, nanti kita akan gunakan sekolah dasar yang tidak jauh dari sekolah ini,” kata Haspinah beberapa waktu lalu.(agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Urus Persyaratan, Honorer K2 Dimintai Rp20 Juta
Redaktur : Tim Redaksi