Sekolah Hanya Diberi Softcopy Buku Kurikulum Baru

Jumat, 08 Agustus 2014 – 08:04 WIB

jpnn.com - PONTIANAK - Orang tua siswa resah. Aktivitas belajar sudah dilangsungkan, tahun ajaran baru telah berjalan, tetapi siswa belum memegang buku pelajaran sesuai Kurikulum 2013. Tidak hanya siswa, sekolah pun, di seluruh Kota Pontianak belum menerima buku kurikulum baru tersebut.

Sekolah hanya diberi piringan yang berisi softcopy buku mata pelajaran. Oleh sekolah data tersebut dicetak. Ternyata cetaknya pun dibatasi oleh pemerintah pusat.

BACA JUGA: Fortusis Desak Penggratisan Biaya Sekolah

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pontianak Dwi Suryanto, membenarkan bahwa hingga kemarin (7/8) belum ada buku Kurikulum 2013 di Kota Pontianak. Pihaknya masih menunggu kiriman dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Informasinya pekan depan baru datang buku kurikulum baru," ucapnya, kemarin.

BACA JUGA: 390 SMK di Lampung Krisis Guru Produktif

Dwi mengatakan, ketiadaan buku pelajaran itu tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar. Dia yakin siswa tetap dapat mengikuti mata pelajaran sesuai Kurikulum 2013 karena kementerian telah mengantisipasi hal ini.

"Sudah ada CD yang diberi kementerian dan kami telah teruskan ke sekolah-sekolah. Tetapi hanya boleh di-print 15 rangkap per jenjang, per mata pelajaran," paparnya.

BACA JUGA: Surya University Gelar Surya ArTecne

Semua buku mata pelajaran tidak dicetak di daerah. Telah ada penyedia yang ditetapkan oleh Kemendikbud. Dinas pendidikan di daerah hanya sebagai penghubung antara sekolah dengan penyedia buku dengan memberikan data.

"Kami sebelumnya sudah memberi data ke kementerian jumlah sekolah dan siswa melalui internet. Selain itu kami juga datang ke Jakarta untuk memberikan data secara manual. Nanti jika buku sudah ada penyedia langsung memberinya ke sekolah, tidak lagi melalui dinas," jelas Dwi.

Kurikulum 2013 adalah pendidikan berbasis karakter yang menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 mengutamakan pemahaman, keterampilan, dan pendidikan berkarakter. Siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi, serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.

Dwi yakin proses belajar mengajar di sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013. Selain buku, dia mengklaim bahwa guru-guru di Pontianak sudah siap menjalankan kurikulum tersebut.

"Pelatihan guru sudah dan terus dilakukan sampai sekarang, mulai SD sampai tingkat SMA. Instruktur setiap mata pelajaran juga ada," ungkapnya.

Pontianak Post (Grup JPNN) juga melihat proses belajar mengajar di SMAN 3 Pontianak. Dalam kelas siswa terbagi dalam beberapa kelompok, sedangkan guru memberi intruksi dari depan kelas. Pada waktu tertentu, perwakilan siswa dari masing-masing kelompok maju ke meja guru menunjukkan hasil kerjaannya kepada guru. Suasana itu terjadi, kemarin siang.

Kepala SMAN 3 Pontianak Fatmawati, mengatakan bahwa pihaknya telah mencetak data yang diberikan Kemendikbud melalui dinas pendidikan. Akan tetapi jumlahnya tidak banyak sehingga siswa harus belajar berkelompok.

"Sementara berkelompok dulu karena cetaknya dibatasi," tuturnya.

Meskipun sudah diberikan buku kurikulum baru dengan compact disk tidak semua mata pelajaran ada di dalamnya. Mata pelajaran geografi tidak ada. Akan tetapi Fatmawati tidak resah. Menurutnya guru dapat menyiasati ketiadaan buku geografi itu dengan silabus yang telah ada sebelumnya.

"Tidak masalah, karena sementara belajar sesuai dengan silabus saja," katanya.

Kepala SMPN 1 Kota Pontianak Yuyun Yuniarti, mengatakan hal senada dengan Fatmawati bahwa siswa belajar dengan cetak buku dari data yang diberikan Kemendikbud.

"Kami sudah perbanyak buku setiap mata pelajaran sesuai petunjuk kementerian. Jadi belajar sekarang pakai copy-an itu dulu," tuturnya.

Di SMPN 1, dalam setiap mata pelajaran setiap kelompok siswa terdiri atas empat orang, menyesuaikan jumlah cetak buku yang hanya delapan rangkap dalam satu kelas. Belajar berkelompok seperti itu menurut Yuyun justru sesuai dengan Kurikulum 2013.

"Belajar berkelompok sejalan dengan pendekatan ilmiah yang ada dalam kurikulum baru," ujarnya.

Yuyun menjelaskan cakupan penilaian dalam Kurikulum 2013 terdiri atas empat kompetensi. Kompetisi inti sikap spiritual (KI-1), kompetensi inti sikap sosial (KI-2), kompetensi inti pengetahuan (KI-3), dan kompetensi inti keterampilan (KI-4).

"Dalam kurikulum baru ini juga diterapkan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan hasil. Bisa penilaian diri, proses, maupun akhir. Kalau akhir bisa berupa tes, atau melalui penugasan," paparnya.

Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Kota Pontianak Paryono, mengatakan bahwa belajar berkelompok dengan buku copy-an sifatnya sementara. Dalam Agustus ini juga, sesuai pernyataan Kemendikbud bahwa buku sudah berada di masing-masing sekolah.

"Nanti setelah datang buku-buku mata pelajaran itu akan dibagikan gratis kepada siswa," ucapnya.(hen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Dana Rp 6 Miliar Untuk Operasional TK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler