Sebuah sekolah mengemudi di Melbourne yang menargetkan warga Tiongkok meminta maaf karena melecehkan instruktur perempuan di situs mereka.

"Instruktur mengemudi perempuan pemalu dan lemah," demikian tulis Number 1 Driver School di situsnya.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Laporan PBB soal Warga Muslim Uyghur Akhirnya Keluar

"Mereka cenderung menghabiskan waktu belajar di jalan-jalan kecil, tidak bisa memberikan pelajaran mengemudi yang intensif dan murid-murid mereka lambat majunya.'

Sekolah tersebut juga mengatakan "tidak memiliki instruktur perempuan" dan "hanya instruktur pria yang berpengalaman" saja yang dipekerjakan.

BACA JUGA: Siapa Mau Rp 100 Juta? WNA Australia Adakan Sayembara

Situs tersebut sudah tidak memuat pernyataan itu lagi dan mereka mengatakan sudah memiliki dua instruktur perempuan.

Mel Wang mengatakan melihat situs tersebut di akhir Juli, ketika sedang mencari instruktur mengemudi dan merasa kesal dengan pernyataan tersebut.

BACA JUGA: Nelayan Indonesia di Lepas Pantai Australia Timbulkan Kekhawatiran Soal Keamanan Perbatasan

Ia kemudian mengunggahnya di media sosial berbahasa Mandarin, Xiaohongshu.

"Saya tidak tahu harus memberikan komentar apa," kata Wang dalam unggahan tersebut.

"Kita sekarang hidup di tahun 2022 bukan?"

Sekolah mengemudi tersebut kemudian meminta maaf, namun Wang mengatakan kepada ABC jika dia tidak yakin kalau sekolah tersebut benar-benar menyesal atas apa yang ditulisnya.

"Mereka menghapus pernyataan tersebut karena banyak orang yang menyebarkan dan mencoba melaporkan hal tersebut ke pihak berwenang," katanya.

"Saya tidak yakin permintaan maaf mereka tulus."

Mel Wang mengatakan bahkan setelah pernyataan maaf, sekolah tersebut terus mengancam akan melakukan tindakan hukum terhadap siapa saja yang mengkritik mereka di sosial media.

"Kita tidak akan menemukan permintaan maaf di situs mereka, dan banyak orang yang memutuskan belajar bersama mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Wang lagi. 'Kata-kata yang tidak pantas'

Juru bicara sekolah, Andrew Wang, mengatakan perusahaannya tidaklah bermaksud untuk melecehkan para instruktur pengemudi perempuan pada umumnya.

Dia mengatakan komentar tersebut dibuat sehubungan dengan adanya iklan yang dibuat untuk instruktur perempuan yang pernah bekerja di Number 1 Driving School yang mengatakan perempuan mengemudi lebih baik dibandingkan pria.

Andrew mengakui kata-kata dalam situsnya "merupakan kata-kata yang tidak pantas"

"Kami sudah meminta maaf di Xiaohongshu dan kami menghormati hak setara perempuan untuk bekerja," katanya.

Ketika ditanya mengapa sekolah tersebut terus mengancam orang dengan tindakan hukum, Andrew mengatakan hal tersebut hanya dilakukan oleh seorang instruktur, tapi ia setuju jika tindakannya tidaklah pantas.

"Itu hanya tindakan pribadi dia saja," katanya.

"Kami menghapus pernyataan tersebut segera setelah kami menemukannya."

"Dia sudah dilarang dan tidak lagi bisa berbicara atas nama perusahaan.' Iklan yang melecehkan dari sisi hukum

Direktur Eksekutif Dewan Keberagaman Australia, Lisa Annese, mengatakan kepada ABC jika laporan mengenai iklan yang bersifat diskriminasi bisa dikirimkan ke Komisi Hak Asasi Manusia Australia.

"Penting sekali perilaku seperti ini entah dalam periklanan, di tempat kerja atau tempat lainnya ditangani dengan serius," katanya dalam sebuah pernyataan.

Mel mengatakan dia dan yang lainnya sudah melaporkan iklan tersebut ke polisi dan Komisi HAM namun menduga tidak akan ada tindakan apa-apa yang akan dilakukan.

Lauren Gurrieri, seorang akademisi senior di RMIT University, mengatakan bahwa warga memiliki hak untuk melaporkan hal-hal yang mereka anggap tidak benar.

"Sekarang ini semakin penting untuk menyadari konsumen semakin kritis dan berharap perusahaan serta pemilik bisnis memiliki tanggung jawab sosial," katanya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisruh Hadiah Indonesia International Marathon, KONI: Kami Memberi Panitia Bantuan Rp 50 Juta

Berita Terkait