Sekolah Partai PDIP Siapkan Perempuan Jadi Pemimpin

Sabtu, 25 Februari 2023 – 15:14 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pembekalan dalam Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional (PKPN) 2023 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023). Foto: Dok. PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Pendidikan kaderisasi perempuan PDI Perjuangan secara berkelanjutan merupakan upaya mendorong pergerakan masif perempuan di setiap aspek kehidupan masyarakat.

Hal itu diutarakan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pembekalan dalam Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional (PKPN) 2023 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023).

BACA JUGA: LSI: Elektabilitas Partai Koalisi Perubahan Melejit, Beda Nasib dengan PDIP dan Gerindra

Politikus asal Yogyakarta ini menyebut, perspektif yang digulirkan dalam kaderisasi ini berupa ideologi, aspek kerakyatan, kebudayaan, pembemberdayaan perempuan hingga pergerakan ekonomi rakyat.

“Dan juga bagaimana seorang perempuan itu harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin dalam seluruh aspek kehidupan,” ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

BACA JUGA: Ujang Anggap Sekolah Partai Milik PDIP Diperlukan, Demi Gembleng Calon Pejabat

Kaderisasi perempuan yang digelar secara hybrid pada 23-26 Februari 2023 ini diikuti 100 peserta.

Sementara peserta yang mengikuti secara online ada 2.603 kader perempuan dari DPD dan DPC seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Pesan Bung Komar Saat Melantik Pengurus PDIP Papua Tengah, Pakai Frasa Mental Pejuang

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hadir secara langsung membuka dan memberikan arahan dalam kegiatan tersebut.

Menurut Hasto Kristiyanto, dalam ajang kaderisasi ini para kader perempuan diingatkan kembali pemahaman akan pentingnya suatu ideologi.

Ketika itu, Bung Karno menggunakan pemikiran dan imajinasinya melihat kondisi bangsa yang terjajah selama ratusan tahun oleh kolonialisme bangsa Barat.

Padahal, sejak abad ke-7 kerajaan-kerajaan Nusantara merupakan bangsa yang memiliki perabadan yang tinggi.

Menurut Hasto, Bung Karno selalu ingin mencari jawaban mengapa kita selalu menjadi bangsa terjajah.

Mengapa bangsa Indonesia dengan rekam jejak luar biasa jika mengingat kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, bangsa kita kemudian menjadi terjajah dan memiliki mentalitas terjajah.

“Karena kita dijajah secara politik, lalu kemudian perlawanan rakyat untuk merdeka terhadap kolonialisme Belanda selalu ditumpas. Apa yang menyebabkan Indonesia terjajah oleh negara kecil di Eropa seperti Belanda sampai bangsa ini dijajah ratusan tahun. Oleh karena itulah, Bung Karno selalu bertanya dan berpikir kenapa bangsa ini tidak memiliki sebuah imajinasi untuk merdeka,” urai Hasto.

Pemikiran Sukarno untuk memerdekakan bangsanya muncul, menurut Sekjen PDI Perjuangan, karena kala itu Sukarno rajin membaca berbagai macam buku.

Untuk itu, Hasto berharap agar para kader perempuan banyak membaca buku teori maupun tentang sejarah kejayaan bangsa Indonesia dan peradaban dunia.

Bung Karno adalah sebuah contoh pembelajar yang baik sebagai bekal utama dalam memimpin pergerakan di masyarakat.

Oleh karena itu, kata Hasto, melalui Sekolah Partai ini selalu digelorakan tradisi intelektual bagi para kader. Mengingat sebelum terjun memimpin di masyarakat, para kader harus mampu menjalankan kepemimpinan intelektual tersebut.

Artinya, hal ini sebagai bekal tidak hanya menyelesaikan masalah-masalah rakyat namun juga membawa masa depan bangsa menuju Indonesia Raya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Komaruddin Watubun menjelaskan dalam setiap jenjang kaderisasi partai semua pembekalan dan pelatihan dituntun oleh ideologi partai, yakni Pancasila 1 Juni 1945.

Menurut Komaruddin Watubun yang juga Kepala Sekolah Partai, dalam setiap kesempatan khususnya di dalam kadersisasi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekernoputri selalu mendorong agar kaum perempuan khususnya kader partai selalu kuat.

Dalam catatan kancah perpolitikan nasional membuktikan, kepala daerah perempuan terbanyak berasal dari PDI Perjuangan.

“Ini bukan cerita kosong. Presiden Pertama dari PDI Perjuangan, Ketua DPR RI perempuan pertama dari PDI Perjuangan. Apalagi ini partai memberikan kesempatan kader perempuan untuk jadi wali kota, bupati hingga menteri,” kata anggota DPR RI dari Dapil Papua tersebut.

Lebih lanjut, Komaruddin Watubun yang akrab disapa Bung Komar ini menambahkan, dari apa yang disampaikan dalam arahan Ketua Umum PDI Perjuangan selama hampir 3 jam kepada peserta PKPN ini terlihat senang serta terus memberikan inspirasi kepemimpinan perempuan agar kelak ada kader-kader perempuan yang mampu menggantikan posisinya dan para pimpinan partai saat ini.

Bung Komar menyontohkan dalam beberapa tahun belakangan ini hampir semua negara-negara Eropa sudah dipimpin oleh perempuan. Barangkali memang kehendak Tuhan bahwa suatu saat semuanya dipimpin oleh perempuan.

Untuk itu, Ketua DPP PDI Perjuangan itu berpesan agar para kader perempuan PDI Perjuangan tidak sekadar berkiprah meraih kekuasaan namun juga mampu bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.

“Kita berjuang bersama-bersama rakyat di partai sampai akhir hayat,” ujar Bung Komar.

Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional 2023 ini dilaksanakan oleh Badiklat Pusat PDI Perjuangan. Merupakan agenda kedua dilaksanakan di masa pandemi Covid-19. Sebelumnya digelar di Sekolah Partai Lenteng Agung pada Juni 2022.

Selama empat hari, dari 14 narasumber kaderisasi akan lebih banyak diisi oleh tokoh perempuan dari internal maupun eksternal partai seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu, anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI Krisdayanti, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Selain itu, akademisi dari FISIP Universitas Indonesia (UI) Dr Reni Soewarso, pakar hukum tata negara Bivitri Susanti, ekonom Aviliani hingga Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.

Kaderisasi perempuan ini juga mengundang Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri untuk menjadi narasumber.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler