jpnn.com - MANADO - Sekretaris Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) Noudy R.P. Tendean menegaskan pentingnya penguasaan soft skill bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) guna mengoptimalkan pemanfaatan riset dan inovasi.
Tidak terkecuali bagi ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut), yang terus berupaya memperkuat ekosistem inovasi di wilayahnya.
BACA JUGA: BSKDN Optimistis Program SKALA Dapat Tingkatkan Riset & Pemanfaatan Inovasi di Daerah
"Ada sejumlah soft skill yang harus dikuasai ASN untuk memanfaatkan riset dan terus berinovasi, di antaranya kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif, kemampuan berkoordinasi hingga kecerdasan emosional, sosial, spiritual serta moral," ungkap Noudy saat menjadi narasumber dalam kegiatan Diseminasi Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Sulut di Hotel Grand Whiz Megamas, Manado, pada Rabu (20/8).
Noudy mengatakan, dengan menguasai soft skill tersebut, ASN dapat lebih mudah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, akademisi, sektor swasta hingga media.
BACA JUGA: BSKDN Dorong Pemda Belajar dari Kota Taito Jepang untuk Cetak Lebih Banyak Wirausaha Muda
"Jadi kita tidak bekerja sendiri, kita memanfaatkan stakeholder yang lain, tim ahli, masyarakat, media, perguruan tinggi untuk ada di dalam satu tim (mengembangkan inovasi)," jelasnya.
Lebih lanjut Noudy juga menyampaikan, ASN yang memiliki soft skill yang baik akan lebih mampu mengidentifikasi dan merespons tantangan yang muncul dalam proses pengembangan inovasi.
BACA JUGA: BSKDN Menekankan Pentingnya Kualitas Rekomendasi Kebijakan untuk Sukseskan Program Nasional
"Identifikasi masalah yang ada di lingkungan kerja Bapak/Ibu, ini akan melahirkan inovasi yang dapat menjadi solusi. Dalam hal ini, komitmen saja tidak cukup, tetapi harus konsisten untuk melaksanakan komitmen itu," tambahnya.
Noudy juga menegaskan kepada seluruh ASN di lingkungan Pemprov Sulut untuk saling berkolaborasi, sehingga inovasi dapat berkembangan secara berkelanjutan sesuai dengan tujuan otonomi daerah.
"Inovasi tidak bisa dilepaskan dari tujuan otonomi daerah, yang dapat dirangkum dalam tiga aspek yakni peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat dan daya saing daerah," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Noudy juga mengutarakan hasil pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Sulut tahun 2023 yang cenderung masih rendah, khususnya pada variabel hasil kreatif dan ekosistem inovasi dan kajian yang berkaitan dengan rekomendasi kebijakan kualitas inovasi yang dikirimkan.
Untuk itu, dia menyarankan Pemprov Sulut segera melakukan sejumlah langkah guna mengoptimalkan pelaporan inovasi kedepannya.
"Inovasi bukanlah tujuan, tetapi adalah cara atau metode untuk mengefisienkan, mengefektifkan urusan-urusan yang menjadi bagian kegiatan kita, sehingga bisa mencapai tujuan. Kami harap ke depan Pemprov Sulut semakin meningkatkan pelaporan inovasi melalui aplikasi IID," pungkasnya. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu