BANDA ACEH - Tingginya angka pergaulan bebas di kalangan remaja Aceh, akibat situs porno dan narkoba. Hal ini disampaikan Ketua Presidium Koalisi Barisan Guru Bersatu (Kobar GB) Aceh, Sayuthi Aulia kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN), kemarin.
Menurut Sayuthi, mudahnya remaja mengakses internet menjadi salah satu penyebab mengapa banyak remaja terlibat pergaulan bebas hingga hubungan seks pra nikah dan narkoba.
"Ribuan bahkan jutaan situs porno dengan sangat mudah diakses. Pemerintah kita belum mampu memblokir situs - situs itu dan ini harus menjadi prioritas,"ujarnya.
Dikatakannya, kehadiran teknologi informatika (IT), selain membawa dampak positif juga membawa pengaruh buruk. Khususnya mereka yang ada di daerah perkotaan dimana fasilitas seperti internet dengan sangat mudah diakses. Sehingga merusak moral generasi muda.
"Kita tidak perlu mencari siapa yang bersalah dan bertanggung jawab disini. Tapi bagaimana sekarang kita bisa memproteksi para remaja dari pengaruh negatif globalisasi tersebut. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,"kata dia.
Peran pemerintah dalam hal ini memang sangat penting. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah peran orang tua dan guru,ulama termasuk media untuk bisa melakukan kontrol terhadap pengaruh negatif dari tekhnologi. "Ini tanggung jawab bersama. Para remaja sangat labil dan sangat mudah terpengaruh dengan apa yang dilihatnya," kata dia.
Sayuthi menyebutkan, pergaulan bebas dikalangan remaja bukan hanya terjadi dikalangan mahasiswa dan siswa SMA, melainkan sudah merambah hingga ketingkat SMP.
"Disekolah tempat saya mengajar saja banyak siswa kedapatan menyimpan video porno di ponselnya. Ini ditingkat SMP. Bagaimana ditingkat SMA dan mahasiswa," terangnya.
Pengaruh pergaulan bebas bukan hanya berdampak buruk terhadap kesehatan seperti reproduksi remaja. Tapi juga bisa merusak masa depan.
"Kalau sudah sampai pada pergaulan bebas biasanya sangat dekat dengan seks pra nikah dan narkoba. Kita khawatirkan angka HIV/AIDS makin meningkat, kalau sudah begini, daerah kita bisa seperti Afrika yang banyak pengidap penyakit itu," terangnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa pemahaman agama kepada generasi muda perlu terus ditingkatkan agar persoalan pergaulan bebas dapat diantisipasi sejak dini disekolah.
"Pendidikan agama disekolah dan dirumah harus ditingkatkan. Ini menjadi benteng bagi umat islam dalam membendung pengaruh buruk dari globalisasi,"demikian ujarnya.
Sementara tumbuhnya penyakit sosial berupa sex pra-nikah di kalangan remaja dan pelajar tidak terlepas dari rendahnya perhatian dan kontroling pihak orang tua serta pengaruh lingkungan. "Faktor lain disebabkan kurangnya minat menimba ilmu agama dan penyalahgunaan manfaat IT," kata Wakil Ketua MPU Kabupaten Aceh Selatan, Tgk. H. Lukman Ramli, BA, SPd.
Menghadapi tantangan globalisasi dan pengaruh moderenisasi, khususnya pergaulan bebas di tingkat remaja dan masyarakat kabupaten Aceh Selatan, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) setempat mengimbau para orang tua dan dewan guru untuk pro aktif mengawasi pergaulan anak-anak dan para pelajar.
Sehingga gejolak kenakalan yang berbaur amoral dapat diminimalisir, sexs pra nikah akan terhindar dan tidak terinspirasi kajadian-kejadian yang menimpa daerah di luar Aceh Selatan.
“Jika tidak diawasi secara baik dan diberi pemahaman tentang kesadaran menjaga diri, maka kecenderungan terhadap penyakit sosial berupa sex pra nikah dikalangan pelajar akan tumbuh di Aceh Selatan. Harapan kita, pihak orang tua senantiasa mengontrol anak dan menganjurkan untuk belajar pengetahuan agama secara mendalam,” ujar Tgk. H. Lukman Ramli, BA, S.Pd, Senin (18/2) di Tapaktuan.
Menurut Tgk. Lukman Ramli, ada beberapa faktor sianak terbius pergaulan bebas, diantaranya pengaruh lingkungan dan efek penggunaan narkoba. Dampak lain, kurangnya minat mempelajari ilmu agama (mengaji) atau tidak diimbangi antara pendidikan dunia dan akhirat.
Maraknya informasi dan komunikasi melalui IT, seperti perangkat handpone, internetan dan sarana lain. Sehingga sianak larut dan tidak mampu menguasai diri, terlebih jika manfaatnya disalahgunakan.
“Sebaiknya para orang tua dan guru selalu mengevaluasi atau memeriksa perangkat seluler yang dimiliki anak. Siapa tahu dalam aplikasi pesawat itu tersimpan foto dan video tidak senonoh, sewaktu-waktu bisa membuat sianak terjerumus. Mohon diperiksa penulisan kata-kata sms yang bernada haluan kiri alias ajakan berpengaruh moral dari lawan bicara. Faktor-faktor seperti itulah yang harus diwaspadai sejak dini oleh semua pihak,” paparnya.
Disinggung kondisi kekinian di Aceh Selatan terkait isu itu, secara gamblang Lukman Ramli menyatakan, “Sejauh ini keadaan Aceh Selatan masih baik-baik, kecenderungan kearah itu relatif belum mencuat, semua itu berkat kepedulian dan perhatian para orang tua, mudah-mudahan senantiasa terjaga.” (Slm/dir)
Menurut Sayuthi, mudahnya remaja mengakses internet menjadi salah satu penyebab mengapa banyak remaja terlibat pergaulan bebas hingga hubungan seks pra nikah dan narkoba.
"Ribuan bahkan jutaan situs porno dengan sangat mudah diakses. Pemerintah kita belum mampu memblokir situs - situs itu dan ini harus menjadi prioritas,"ujarnya.
Dikatakannya, kehadiran teknologi informatika (IT), selain membawa dampak positif juga membawa pengaruh buruk. Khususnya mereka yang ada di daerah perkotaan dimana fasilitas seperti internet dengan sangat mudah diakses. Sehingga merusak moral generasi muda.
"Kita tidak perlu mencari siapa yang bersalah dan bertanggung jawab disini. Tapi bagaimana sekarang kita bisa memproteksi para remaja dari pengaruh negatif globalisasi tersebut. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,"kata dia.
Peran pemerintah dalam hal ini memang sangat penting. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah peran orang tua dan guru,ulama termasuk media untuk bisa melakukan kontrol terhadap pengaruh negatif dari tekhnologi. "Ini tanggung jawab bersama. Para remaja sangat labil dan sangat mudah terpengaruh dengan apa yang dilihatnya," kata dia.
Sayuthi menyebutkan, pergaulan bebas dikalangan remaja bukan hanya terjadi dikalangan mahasiswa dan siswa SMA, melainkan sudah merambah hingga ketingkat SMP.
"Disekolah tempat saya mengajar saja banyak siswa kedapatan menyimpan video porno di ponselnya. Ini ditingkat SMP. Bagaimana ditingkat SMA dan mahasiswa," terangnya.
Pengaruh pergaulan bebas bukan hanya berdampak buruk terhadap kesehatan seperti reproduksi remaja. Tapi juga bisa merusak masa depan.
"Kalau sudah sampai pada pergaulan bebas biasanya sangat dekat dengan seks pra nikah dan narkoba. Kita khawatirkan angka HIV/AIDS makin meningkat, kalau sudah begini, daerah kita bisa seperti Afrika yang banyak pengidap penyakit itu," terangnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa pemahaman agama kepada generasi muda perlu terus ditingkatkan agar persoalan pergaulan bebas dapat diantisipasi sejak dini disekolah.
"Pendidikan agama disekolah dan dirumah harus ditingkatkan. Ini menjadi benteng bagi umat islam dalam membendung pengaruh buruk dari globalisasi,"demikian ujarnya.
Sementara tumbuhnya penyakit sosial berupa sex pra-nikah di kalangan remaja dan pelajar tidak terlepas dari rendahnya perhatian dan kontroling pihak orang tua serta pengaruh lingkungan. "Faktor lain disebabkan kurangnya minat menimba ilmu agama dan penyalahgunaan manfaat IT," kata Wakil Ketua MPU Kabupaten Aceh Selatan, Tgk. H. Lukman Ramli, BA, SPd.
Menghadapi tantangan globalisasi dan pengaruh moderenisasi, khususnya pergaulan bebas di tingkat remaja dan masyarakat kabupaten Aceh Selatan, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) setempat mengimbau para orang tua dan dewan guru untuk pro aktif mengawasi pergaulan anak-anak dan para pelajar.
Sehingga gejolak kenakalan yang berbaur amoral dapat diminimalisir, sexs pra nikah akan terhindar dan tidak terinspirasi kajadian-kejadian yang menimpa daerah di luar Aceh Selatan.
“Jika tidak diawasi secara baik dan diberi pemahaman tentang kesadaran menjaga diri, maka kecenderungan terhadap penyakit sosial berupa sex pra nikah dikalangan pelajar akan tumbuh di Aceh Selatan. Harapan kita, pihak orang tua senantiasa mengontrol anak dan menganjurkan untuk belajar pengetahuan agama secara mendalam,” ujar Tgk. H. Lukman Ramli, BA, S.Pd, Senin (18/2) di Tapaktuan.
Menurut Tgk. Lukman Ramli, ada beberapa faktor sianak terbius pergaulan bebas, diantaranya pengaruh lingkungan dan efek penggunaan narkoba. Dampak lain, kurangnya minat mempelajari ilmu agama (mengaji) atau tidak diimbangi antara pendidikan dunia dan akhirat.
Maraknya informasi dan komunikasi melalui IT, seperti perangkat handpone, internetan dan sarana lain. Sehingga sianak larut dan tidak mampu menguasai diri, terlebih jika manfaatnya disalahgunakan.
“Sebaiknya para orang tua dan guru selalu mengevaluasi atau memeriksa perangkat seluler yang dimiliki anak. Siapa tahu dalam aplikasi pesawat itu tersimpan foto dan video tidak senonoh, sewaktu-waktu bisa membuat sianak terjerumus. Mohon diperiksa penulisan kata-kata sms yang bernada haluan kiri alias ajakan berpengaruh moral dari lawan bicara. Faktor-faktor seperti itulah yang harus diwaspadai sejak dini oleh semua pihak,” paparnya.
Disinggung kondisi kekinian di Aceh Selatan terkait isu itu, secara gamblang Lukman Ramli menyatakan, “Sejauh ini keadaan Aceh Selatan masih baik-baik, kecenderungan kearah itu relatif belum mencuat, semua itu berkat kepedulian dan perhatian para orang tua, mudah-mudahan senantiasa terjaga.” (Slm/dir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rokok dan Obesitas Picu Kanker Payudara
Redaktur : Tim Redaksi