Sektor Manufaktur Mulai Turun

Dampak ACFTA

Selasa, 09 Februari 2010 – 10:20 WIB
JAKARTA- Wakil ketua komisi VI, Arya Bima meminta kementerian BUMN lebih serius mewaspadai dampak diberlakukannya Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA)Sebab, ACFTA merupakan pintu masuk perusahaan manufaktur China yang berdampak pada menurunnya manufaktur dalam negeri.

"Dampak ACFTA sangat dirasakan oleh ekonomi dibidang manufaktur

BACA JUGA: Esia Manjakan Penggemar Chatting

Penurunannya mencapai titik terendah
Karena itu kita berharap agar sektor perkebunan dan pertanian lebih diperkuat," kata Arya saat Rapat Dengar Pendapat di komisi VI, Selasa (9/2).

Meskipun Arya Bima tidak menyebutkan angka secara detail, namun politisi senior PDI Perjuangan ini meminta kementerian BUMN lebih transparan melaporkan berbagai kondisi terkini yang dihadapi ketika ACFTA mulai terealisasi tahun ini.

"Kita minta kepada Deputi bidang usaha agro industri, kehutanan, kertas, percetakan dan penerbitan yang hadir saat ini, untuk lebih transparan dan jangan takut sampaikan data dan fakta yang terjadi di kementrian anda

BACA JUGA: 2014, Target Produksi KS 4,7 Ton per Tahun

ACFTA ini harus kita hadapi bersama karena ini sangat mempengaruhi perekonomian dan industri masyarakat," kata Arya.

Diakui Arya, bahwa ACFTA akan menjadi gerbang masuknya barang-barang manufaktur dari China
Jika tidak bisa melakukan peningkatan kualitas dan tidak mampu bersaing, maka dipastikan ACFTA menjadi awal keterpurukan ekonomi masyarakat khususnya industri masyarakat.

"ACFTA ini sedang jadi tantangan berat bagi sektor ekonomi kita

BACA JUGA: IPO KS Ditawarkan Semester II 2010

Terutama sektor manufakturSalah satu cara mewaspadainya maka perlu optimalisasi kinerja BUMN khususnya untuk sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan," kata Arya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Komisi XI Tak Tahu Emiten


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler