Sekuriti Perkebunan Ditebas Pakai Egrek, Crash, Tangan Putus

Minggu, 06 Agustus 2017 – 04:46 WIB
Korban pembacokan dievakuasi dari kebun sawit untuk mendapat perawatan di salah satu klinik di Aek Loba. Foto: metrosiantar/jpg

jpnn.com, SIANTAR - Heri Syahputra, 38, seorang sekuriti perkebunan kelapa sawit PT Socfindo Aek Loba, Kecamatan Aek Kuasan terpaksa dilarikan ke rumah sakit.

Pasalnya, tangannya putus ditebas Asmanto M terduga pelaku pencurian kelapa sawit menggunakan egrek.

BACA JUGA: Sudah Bebas Bersyarat, Curi Laptop dan Ponsel, Kembali Masuk Sel

Informasi diperoleh Sabtu (5/8), peristiwa nahas itu terjadi Jumat (4/8) sekira pukul 17.00 WIB.

Saat itu Heri bersama rekannya Mulyadi (29) sedang bertugas menjaga kebun di Blok 59 Afd III.

BACA JUGA: Penjahat Berlagak Ikut Olah TKP

Lalu keduanya melihat seorang pria masuk ke dalam perkebunan sambil membawa egrek (alat panen buah sawit).

Lalu keduanya mendatangi Asmanto yang merupakan warga Desa Alang Bon Bon, Kecamatan Aek Kuasan. Lalu Heri meminta agar Asmanto jangan melakukan pencurian sawit.

BACA JUGA: Parah Banget… Padi Seluas Satu Hektare Dipanen Maling

Asmanto yang dikenal keduanya sebagai pria stres malah mengamuk dan mengejar mereka sembari mengayunkan egrek kepada Heri Syahputra. Heri yang tidak sempat mengelak saat itu tersungkur di tanah.

“Begitu korban terjatuh, pelaku langsung mengayunkan egreknya secara membabi buta. Akibatnya korban mengalami luka bacok di lengan kanan hingga putus, tangan kiri robek hampir putus, paha kiri robek, pinggang sebelah kanan luka robek dan luka robek dalam dekat ulu hati,” ucap Kapolsek Pulo Raja AKP Juriadi SH seperti dilansir Metro Siantar (Jawa Pos Group) hari ini.

Lanjut Juriadi, usai mendapat laporan kejadian itu, pihaknya langsung menuju kediaman pelaku.

“Karena jiwa pelaku ini terganggu, jadi kita melakukan pendekatan lebih biar pelaku ikut ke polsek. Kita bawa cakap dan santai. Orangtua pelaku juga mengaku senang kalau anaknya ini dibawa polisi. Kalo dibilang suka mengganggu tidak juga, cuma ya gitu, kata ayah pelaku, kalau dia marah suka ngancam orang, jadi ayahnya takut. Pelaku tinggal sama ayah, mamak sama satu orang kakaknya,” ucap Juriadi.

Juriadi melanjutkan, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, pelaku pagi harinya langsung dikirim ke salah satu rumah sakit jiwa di Kota Medan.

“Saat kita menemui pelaku di rumahnya, satu jam setelah kejadian, dia santai aja macam nggak ada kejadian. Rencana akan dilaksanakan obsevasi di RSJ Medan. Kalau proses hukumnya kita liat hasil observasi rumah sakit jiwa apa benar pelaku ini mengalami gangguan jiwa. Korban juga saat ini dibawa ke Medan, karena agak parah lukanya,” ucap Juriadi.

Terpisah, Mulyadi, rekan korban ditanyai awak koran ini melalui sambungan seluler, Sabtu (5/8) sekira pukul 18.10 WIB menceritakan, antara pelaku dan korban sempat berbincang-bincang.

Kepada mereka, pelaku mengaku kalau kebun sawit yang akan dipanennya itu adalah milik ayahnya. Bahkan kepada korban, pelaku sempat meminta sebatang rokok, hanya saja permintaan pelaku tidak ditanggapi.

“Aku duduk di kreta, yang turun si Heri, jumpai dia pas lagi duduk di bok. Dia ngaku kalo itu kebun bapaknya. Trus pas minta rokok gak dikasih si Heri. Pas mau diambil si Heri egreknya, dia melawan, marah.”

“Gitu dia mau bacok aku ya langsung gas kretaku, si Heri lari dan dikejar pelaku. Pas lari itu kena egrek si Heri. Gitu jatuh langsung dibacok. Memang udah sering dia ini nyuri sawit, bang,” ucap warga Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan ini sembari mengaku masih trauma atas kejadian itu. (ind/syaf/ms)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bikin Ribut dan Bacok Warga, Stefanus Babak Belur Diamuk Massa, Remukkk...


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler