jpnn.com, SIANTAR - Huta Sibakkudu, Nagori Damakkitang, Simalungun, Sumut, mendadak heboh, Senin (31/7) sekitar pukul 23.00 WIB.
Seorang pengunjung warung tuak bernama Stefanus Halawa tengah dihajar massa hingga babak belur.
BACA JUGA: Siapa Ketuk Pintu Rumah Rini si Janda Muda Jam 10 Malam?
Seperti dilansir Metro Siantar (Jawa Pos Group), peristiwa itu berawal dari sikap Stefanus yang membuat onar di warung tuak milik Barus.
Menurut Pangulu Nagori Damakkitang Janelson Purba, malam itu suasana di warung Barus ramai didatangi pelanggan untuk minum tuak. Salah seorang pengunjung bernama Bambang juga berada di sana bercengkrama dengan rekan rekannya.
BACA JUGA: Dodi Bawa Samurai Kejar Teman Sendiri, Crass!
Tidak berapa lama, Stefanus yang diketahui berasal dari Nias dan sudah tiga tahun menetap di kampung itu datang.
Saat memasuki warung, kondisi buruh proyek itu diduga sudah dalam kondisi mabuk, karena sudah minum di warung tuak lain.
BACA JUGA: Lihat! Honorer Mabuk Bikin Onar Kantor Gebernur, Minta Uang ke Wagub
Selain kondisi mabuk, Stefanus juga bertingkah aneh. Dia mendadak mengambil gelas berisi tuak milik pengunjung.
“Dia ambil gelas pengunjung lalu meminumnya. Bukan gelas satu pengunjung saja. Tapi beberapa pengunjung,” cerita Janelson melalui telepon saat dihubungi Metro Siantar, Selasa (1/8) pagi.
Janelson mengungkapkan, tingkah Stefanus membuat pengunjung pakter yang terlebih dahulu sudah di lokasi. Mereka pun menegut pria berumur 30 tahun itu.
Karena ditegur dan tidak terima, Stefanus langsung pulang ke rumahnya mengambil parang. Tidak berapa lama, dia kembali ke warung dan langsung membacok Bambang.
Bambang pun terluka. Suasana pun berubah ramai, pengunjung lain yang emosi melihat ulah Stefanus langsung berusaha mengusirnya. Tapi, Stefanus tetap saja berusaha berontak.
Karena ulah Stefanus tak terkendali lagi, pengunjung pun memukulinya hingga babak belur.
“Beruntung cepat kami tahu infonya, situasi bisa cepat menenangkan warga yang kesal atas ulah Stefanus. Dia pun langsung dibawa ke puskesmas untuk mendapat perawatan karena luka-luka lebam,” sebut Janelson.
Janelson menambahkan, setelah mendapat perawatan medis, Stefanus pun diamankan ke Polsek Silou Kahean. Dan atas dasar kekeluargaan, permasalahan itu pun tidak dilanjutkan ke proses hukum.
Alasannya, Bambang yang menjadi korban pembacokan Stefanus tidak membuat pengaduan. Begitu juga dengan Stefanus, tidak membuat pengaduan atas perlakuan warga kepadanya.
“Tidak lanjut proses hukum, Lae. Di Mapolsek keduanya tidak membuat pengaduan,” ucap pangulu.
Meskipun demikian, tambah Janelson, Stefanus tetap mendapat hukuman sosial. Atas kesepakatan warga, Stefanus tidak diperbolehkan lagi tinggal di Nagori Damakkitang.
“Dia disuruh pergi dari kampung dan tidak bisa kembali lagi. Itulah kesepakatan dengan warga. Dia pun sudah terima, ini nanti saya mau ikut memberangkatkannya naik ke bus penumpang,” kata Janelson.
Kapolsek Silou Kahean AKP D Harahap saat dikonfirmasi melalui telepon, membenarkan peristiwa itu. Dan permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan dimediasi Pangulu Nagori Damakkitang dan pihaknya beberapa saat setelah kejadian itu.
“Iya pak, ada kejadiannya. Tapi sudah kita mediasi bersama Pak Kades,” katanya. (spy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala Dikepruk Pistol Lalu Dibacok, Satu Pelaku Diduga Oknum Polisi
Redaktur & Reporter : Budi