Selain Aksi Tutup Jalan, Warga Juga Serang Mapolres Ternate

Selasa, 12 Januari 2016 – 13:21 WIB
Salah seorang warga yang diduga ikut menyerang Mapolres Ternate diamankan aparat kepolisian, Senin (11/1). FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - TERNATE – Bentrokan yang terjadi di Kota Ternate dan insiden penembakan yang menyebabkan tewasnya dua warga Kelurahan Toboko Minggu (10/1) dini hari terus memantik kemarahan warga. Mereka terus menggelar aksi dan menutup jalan, Senin (11/1).

Tidak sampai di situ, massa yang diketahui ikut tergabung bersama elemen kepemudaan, di antaranya Djaringan Mahasiswa Nuku (Djaman), KNPI Kota Ternate, Samurai Malut itu melakukan demontrasi besar-besaran di jalan raya Toboko yang dimulai pukul 10.00 WIT hingga 19.00 WIT.

BACA JUGA: Maut! Tukang Parkir Bisa Kantongi Rp 13 Juta Sebulan

Hasil pantauan Malut Post (Grup JPNN.com), kemarin (11/1), aktivitas arus lalu lintas, dan beberapa pusat pertokoan yang menjadi sentral perbelanjaan lumpuh total dengan aksi boikot jalan yang dilakukan beberapa elemen tersebut. Bukan hanya memboikot jalan, massa aksi juga membakar ban mobil di tengah-tengah badan jalan.

Salah satu massa aksi, Sabri meminta penegak hukum agar mengusut tuntas masalah penembakan yang dilakukan oleh oknum anggota polisi terhadap warga Toboko dalam insiden bentrok antara warga Toboko dan Kota Baru, Minggu (10/1).

BACA JUGA: Dua Oknum Polisi Dituntut 10 Bulan

“Kepolisian jangan terkesan menutupi masalah ini, padahal sudah ada bukti bahwa oknum polisi telah melakukan penembakan terhadap dua warga yang tewas kemarin,” teriak salah satu orator dari Djaman Malut itu.

Dirinya menuntut agar pihak kepolisian jangan pilih kasih dalam memproses masalah ini.

BACA JUGA: Weww.. Transaksi Narkoba Kok di Bandara, Ya Gitu Deh

“Jika masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh pihak kepolisian, kami akan tetap melakukan memboikot aktivitas di Kota Ternate secara keseluruhan. Aksi ini akan berhenti jika sudah ada penetapan tersangka yang dari pihak kepolisian,” tegasnya.

Selang beberapa jam, Kapolres Ternate AKBP Kamal Bachtiar, Pj Wali Kota Ternate Idrus Assagaf dan Dandim 1501 Letkol (Inf) Sidik Purwanto mendatangi massa aksi. Namun tak berhasil bertemu dengan massa aksi. Pasalnya, massa menolak kedatangan Kapolres dan pejabat lainnya. Aksipun dilanjutkan dengan melakukan orasi dan menuntut agar Polisi segera menetapkan tersangka penembakan.

Aksi pun terus berlanjut hingga pukul 16.45 WIT. Tak puas berorasi, massa aksi beserta warga Toboko kemudian menuju Mapolres Ternate yang berada di Kelurahan Takoma dengan jarak kurang lebih 400 meter dari Kelurahan Toboko. Massa yang datang dengan maksud menyerang Mapolres tersebut dihadang polisi. Massa lalu melakukan pelemparan ke arah Mapolres dan anggota Polisi yang berdiri di Halaman Mapolres Ternate.

Polisi yang melihat kantornya di lempari, kemudian keluar dengan senjata lengkap dan melakukan perlawanan. Saat berhadapan dengan massa, polisi kemudian tembakan gas air mata dan beberapa tembakan dengan peluru hampa. Aksi saling serang antara pihak kepolisian dan warga Toboko tersebut dilakukan selama kurang lebih 1 jam.

Warga Toboko sempat dipukul mundur setelah tembakan gas air mata mengganggu pengelihatan mata mereka. Kendati begitu, massa aksi terus melakukan pelemparan ke arah polisi. Namun mereka berhasil dipukul mundur aparat keamanan hingga masuk di Kelurahan Toboko.

Dalam aksi pelemparan itu, membuat dua unit motor dan satu mobil rusak akibat terjadi pelemparan yang dilakukan pihak kepolisian dan massa Kelurahan Toboko. Pihak kepolisian juga sempat menahan dua warga yang diduga tergabung dalam massa saat melakukan pelemparan.

Hingga berita ini diturunkan, sepanjang jalan raya mulai dari depan Mapolres Ternate hingga ke Kelurahan Toboko, dipenuhi batu dan pecahan botol. Selain itu, sebagian warga mengalami sesak nafas akibat dari gas air mata.

Salah satu pemuda Kelurahan Toboko, Halik Tjokorora saat ditemui Malut Post, menuntut agar pihak kepolisian dapat mengusut tuntas masalah penembakan yang dilakukan oknum polisi yang menewaskan dua warganya tersebut.

”Sekali lagi, insiden penambakan ini sudah ada buktinya dan saksinya. Bahwa yang melakukan penembakan adalah dari pihak kepolisian. Untuk itu, kami menuntut agar pihak kepolisian dalam hal ini Polres Ternate maupun Polda Malut agar segera mengusut tuntas kasus ini, dan pihak kepolisian harus terbuka kepada masyarakat, bahwa akan segera mengusut tuntas masalah yang dilakukan oleh oknum anggotanya itu,” harap Halik.

Dia juga meminta pihak kepolisian agar membeberkan nama-nama yang terlibat, jika sudah ada penetapan tersangka. ”Jika sudah diusut dan sudah ditetapkan tersangka, harus diberikan sanksi tegas, bila perlu dipecat,” tandasnya.

Sementara terkait tuntutan tersebut, Kapolda Malut Brigjen (Pol) Zulkarnain mengatakan saat ini pihaknya sudah memproses masalah tersebut. “Kita sudah menetapkan tersangka bernama Bripda Ahmad Fauzan selaku supir truk Sabhara Dalmas,” kata Kapolda.

Dia juga mengaku jika peluru tajam yang menewaskan Dedi Risaldi Ridwan adalah amunisi standar Polri. Bahkan dirinya juga memberikan sinyal jika pelaku penembakan Risaldi berasal dari internal mereka, namun dirinya belum mengetahui secara pasti siapa oknum penembakan tersebut.

“Sementara penyelidikan masih berlanjut, jika terbukti bersalah maka akan diberi sanksi tegas hingga Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH), sebab murni melanggar Kode Etik Profesi Polri (KEPP), disiplin dan ini murni tindak pidana,” ujar Kapolda Malut.(tr-05/cr-01/jfr/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran, Delapan Rumah Hangus dan Seorang Penisunan TNI Ikut Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler