jpnn.com, SIDOARJO - Sebanyak 10 bayi lahir di momen Lebaran tahun ini. Salah satunya dirasakan pasangan Muhammad Faridi Ardiansyah dan Siska Budi Mawarni.
Suami istri itu mendapatkan kado berharga. Mereka dikaruniai anak pertama. Tepat Rabu (5/6), Siska melahirkan bayi secara normal di RSUD Sidoarjo. ''Masih belum diberi nama,'' katanya saat dijumpai.
BACA JUGA: Bayi Prematur Terkecil di Dunia, Bobot Hanya Seberat Apel
Perempuan asli Blitar itu mengatakan, dokter merencanakan persalinan pada 21 Juni. Setelah dia kembali berkonsultasi, jadwal tersebut maju menjadi 14 Juni.
BACA JUGA : Selamat Datang! Empat Bayi Lahir di Tanggal Cantik
BACA JUGA: Perempuan Lebih Stres Melahirkan Bayi Lelaki, Ini Penjelasannya
Namun, Tuhan berkata lain. Saat malam takbiran, dia merasakan bayi dalam kandungannya bergerak. ''Pas pukul 02.00, saya dilarikan ke RSUD,'' tuturnya.
BACA JUGA: Terharu..Tim Polri Bantu Persalinan 3 Korban Gempa Lombok
Didampingi suami dan ibu, perempuan 25 tahun itu berjuang menjalani proses persalinan. Hingga mendekati salat Id, dia masih menahan rasa sakit sambil mendengar takbir berkumandang.
Sekitar 12 jam berlalu, wajah Siska pun mulai tenang. ''Alhamdulillah tepat pukul 15.00, anak pertama lahir sehat dan selamat,'' ucapnya.
BACA JUGA : Demi Mudik, Ibu Baru Melahirkan Memaksa Pulang dari Rumah Sakit
Alkunairi, ibu Siska, mengaku bersyukur mendapat kado cucu pertama pada Hari Raya Idul Fitri. Setiap tahun, anak pertamanya pulang ke kampung halaman.
Namun, sekarang dia bersama keluarga berkumpul merayakan Lebaran di rumah sakit.
''Ganteng seperti ayahnya. Semoga bisa meneruskan cita-cita ayah dan ibunya kelak,'' harapnya sambil menggendong bayi tersebut.
Siska bukan satu-satunya ibu yang melahirkan tepat di hari pertama Idul Fitri. Bidan Ruang Peristi Ibu RSUD Sidoarjo Ika Febriyanti menyebutkan, ada sepuluh bayi lain yang lahir pada waktu sama.
Namun, tidak semua lahir normal. Sebagian pasien menjalani operasi Caesar. ''Sekitar lima ibu yang menjalani operasi Caesar,'' katanya.
Menurut dia, operasi tersebut dilakukan karena ada beberapa indikasi. Pertama, pasien mengalami kekurangan air ketuban.
Obesitas atau kelebihan berat badan juga memengaruhi proses persalinan. Ditambah lagi ada ketuban yang pecah dini.
''Karena itu, kami lakukan operasi,'' jelasnya. (oby/c20/ai/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengharukan, Supriyani Melahirkan di Mobil Patroli Koramil
Redaktur & Reporter : Natalia