jpnn.com, JAKARTA - Pada pembukaan transaksi antarbank, Jumat (15/5) pagi, nilai tukar rupiah terkoreksi di tengah beragamnya sentimen masuk ke pasar.
Pada pukul 9.42 WIB, rupiah melemah 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp 14.898 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.885 per dolar AS.
BACA JUGA: Kabar Baik, Rupiah Kembali Bangkit dari Tekanan Dolar AS
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pergerakan aset berisiko pagi ini kelihatannya beragam, ada yang positif dan ada yang negatif.
"Ekspektasi masih memburuknya data-data ekonomi karena wabah telah memberikan tekanan turun untuk aset berisiko. Namun di sisi lain, mulai aktifnya perekonomian di beberapa negara pandemi memberikan sentimen positif ke pasar," ujar Ariston.
BACA JUGA: Perangi Corona, Petrokimia Gresik Gelontorkan Dana Bantuan Miliaran Rupiah
Menurut Ariston, rupiah mungkin masih bergerak di kisaran yang sama dengan sentimen yang saling menarik ini. Tapi dengan tingginya minat pasar terhadap obligasi, pemerintah Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah hari ini.
Dari domestik, para analis memprediksi neraca perdagangan Indonesia April yang dirilis hari ini, akan defisit 200 juta dolar AS.
BACA JUGA: Roda Berputar, Giliran Rupiah Paling Lemah di Asia Menghadapi Dolar AS
"Tapi ini mungkin bisa dimaklumi pasar karena kondisi ekonomi global juga belum bagus, jadi mungkin tidak terlalu berdampak ke rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS dengan potensi dukungan Rp15.000 per dolar AS.
Pada Kamis (14/5) lalu, rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.865 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha