jpnn.com, JAKARTA - Sido Muncul kembali meraih Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Emas dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2020- 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Pencapaian ini tidak gampang,” ujar Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat di Kantor Sido Muncul Jalan Cipete Raya, Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (28/12).
BACA JUGA: Sido Muncul Gelar Syukuran Rencana Pembangunan Riset Center dan Museum Jamu
Irwan mengungkapkan yang dilakukan Sido Muncul sudah mengikuti semua peraturan pemerintah.
“Kriterianya yang dinilai mengenai pengolahan limbah padat, gas buangan, penggunaan air, listrik, dan lain-lain,” ungkap Irwan.
BACA JUGA: Gandeng Rotary Club, Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis untuk Anak-Anak di Tegal
Irwan mengaku selalu aktif memperbarui inovasi lama, misalnya memasang IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang baru 2 tahun lalu.
“IPAL ini untuk mengantisipasi jika IPAL yang lama mengalami gangguan,” katanya.
BACA JUGA: Anak Usaha Sido Muncul Bidik Pasar Eropa, Mulai Ekspor 61 Ton Minyak Atsiri
Menurut dia mengolah limbah jamu lebih susah dibandingkan dengan mengolah limbah farmasi.
“Karena limbah produk jamu COD-nya tinggi,” tutur Irwan.
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan limbah yang terkandung dalam air.
“Terdapat 300 kubik air limbah yang kami olah per hari agar COD-nya harus di batas toleransi,” kata Irwan.
Sementara limbah padat yang berjumlah 40 ton digunakan lagi untuk jadi bahan bakar panas untuk produksi.
Selain itu, terdapat inovasi KLHK terkait Creating Sharing Values (CSV) yang diterapkan Sido Muncul di daerah Banyumas.
“Dengan ini kami membangun ekonomi masyarakat yang berdampak bisnis,” ungkapnya.
Menurut Irwan keuntungan yang didapat dari CSV ada di kedua pihak, baik masyarakat maupun Sido Muncul.
Sebenarnya pola kerja sama ini sudah dilakukan dari tahun 1998.
“Sampai hari ini ada 130 kelompok tani. Salah yang dari Solo kami membeli kunyit tiap harinya 2 – 3 ton,” paparnya.
Irwan mengaku biaya operasional pengelolaan lingkungan di Sido Muncul berkisar Rp 5 miliar per tahun.
“Yang mahal adalah IPAL-nya,” ujarnya.
Irwan mengatakan sebenarnya mengolah lingkungan menguntungkan perusahaan.
“Kebanyakan orang menganggap mengelola lingkungan ini sebagai biaya, sebenarnya tidak,” pungkas Irwan. (mcr18/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sido Muncul Beri Bantuan Rp 500 Juta Untuk Masyarakat Jateng
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mercurius Thomos Mone